Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivitas di Rumah Aborsi Kemayoran, Kerap Terlihat Pria Nongkrong Hingga Ada Wanita Jalan Tak Biasa

Warga kerap melihat banyak pria silih berganti datang ke rumah kontrakan yang dijadikan tempat aborsi di Kemayoran Jakarta Pusat.

Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Aktivitas di Rumah Aborsi Kemayoran, Kerap Terlihat Pria Nongkrong Hingga Ada Wanita Jalan Tak Biasa
Tribunnews.com/ Fahmi Ramadhan
Suasana rumah kontrakan yang dijadikan tempat aborsi ilegal di Jalan Mirah Delima, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2023). 

"Pernah pagi-pagi saya lihat cewe pake jilbab keluar tuh naik ke mobil tapi kok jalannya pelan gitu," kata Yani.

Namun dijelaskan Yani, kala itu dirinya tidak curiga dengan apa yang ia lihat itu.

Pasalnya kata Yani, dirinya kerap melihat mobil jasa pesan antar dan menduga wanita tersebut merupakan karyawan dari jasa pesan antar itu.

Polisi diketahui menggerebek rumah kontrakan yang digunakan untuk melakukan praktik aborsi di Kemayoran, Rabu (28/6/2023).

Dari penngerbekan tersebut polisi mengamankan 7 orang, empat merupakan pasien aborsi dan 3 pelaku yang melakukan praktik aborsi ilegal.

"Di dalam pada saat kami geledah, atau penindakan hukum, juga ditemukan 4 orang pasien ya inisial J, AS, RV dan IT, dimana 3 orang baru saja selesai melaksanakan tindakan dan sedang beristirahat karena masih pendarahan dan 1 orang sedang baru mau akan dilakukan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin.

Sementara 3 lainnya yang melakukan praktik aborsi.

Berita Rekomendasi

Mereka di antaranya yakni SN, NA, dan SM.

Komarudin pun mengungkap peran ketiga pelaku.

SN berperan sebagai eksekutor jika ada pasien yang datang.

Dalam menjalankan aksinya, SN dibantu pelaku NA yang berperan mencari para pasien yang hendak melakukan aborsi.

"SN wanita selaku eksekutor dan SN ini bukan berlatar belakang medis, dia hanya dilihat dari KTP hanya IRT (Ibu Rumah Tangga)," katanya.

Sementara satu orang lainnya berinisial SM berperan menjemput para pasien.

Dalam menjalankan tugasnya, SMI menerima imbalan sebesar Rp 500 ribu untuk sekali antar.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas