Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Lansia Harus Lewat Got saat Masuk ke Rumah, Jalan Ditutup Tembok Hotel, Diejek saat Tanya Hak

Lansia bernama Ngadenin di Bekasi harus melewati comberan alias got jika ingin masuk ke dalam rumahnya. Lantaran, akses jalan ditutup tembok hotel.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
zoom-in Kisah Lansia Harus Lewat Got saat Masuk ke Rumah, Jalan Ditutup Tembok Hotel, Diejek saat Tanya Hak
KOMPAS.com/FIRDA JANATI
Rumah Ngadenin (63) di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang akses keluar masuk rumah telah ditutup tembok hotel setinggi 15 meter. Pada Minggu (9/7/2023), Ngadenin menunjukkan tingginya tembok hotel yang menutupi depan, belakang dan samping rumahnya. 

TRIBUNNEWS.com - Warga RT 3/RW 4 di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, Ngadenin (63), terpaksa harus melewati comberan atau got jika ingin masuk ke rumahnya sendiri.

Selama tiga tahun belakangan, Ngadenin harus bersusah payah saat hendak masuk ke rumah lantaran akses jalan ditutup tembok bangunan hotel setinggi empat lantai.

Ngadenin dan istrinya, Nur (56), harus ekstra hati-hati, terlebih saat musim hujan, jika ingin pulang ke rumah.

Pasalnya, got yang harus dilalui keduanya memiliki kedalaman sampai mata kaki.

Terlebih, jarak dari bibir got menuju rumahnya sekitar 60 meter.

"Kurang lebih sudah tiga tahun (akses jalan ditutup), kalau mau masuk ke rumah ini ya lewatnya got (comberan)" ungkap Ngaden kepada TribunJakarta.com, Sabtu (8/7/2023).

Baca juga: Kronologi Warga Bekasi Lewat Selokan Agar Bisa Masuk Rumah Karena Akses Jalan Ditutup Bangunan Hotel

Ngadenin mengaku sudah tinggal di kawasan tersebut sejak 1999 silam.

Berita Rekomendasi

Awalnya, ia membeli lahan dari warga setempat, kemudian dibangun rumah.

Namun, pemilik lahan justru menjual lahan di sekitar rumah Ngadenin ke pihak hotel.

Akhirnya, Ngadenin terpaksa pindah dan kembali membeli tanah dan rumah di lokasi berdekatan, namun tak lagi di pinggir jalan.

Rumah inilah yang kemudian akses jalannya ditutup tembok bangunan hotel.

Menurut Ngadenin, pemilik lahan menjual tanah di sekitar tumahnya tanpa menyisakan sedikit untuk akses jalan.

"Saya kan tadinya di depan pinggir jalan, saya beli, saya bangun (rumah dan warung sate)" ungkap Ngadenin.

"Ini semuanya dulu kan memang yang punya satu orang, saya beli di sini awalnya ada jalan, katanya sudah diwakafkan."

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas