Cita-cita Ardnika Basya sebagai Diplomat Kandas usai Bunuh Naufal Zidan, Kini Terancam Hukuman Mati
Cita-cita Basya sebagai diplomat kandas usai dirinya ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan berencana terhadap juniornya di UI, Muhammad Naufal Zidan
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
"Motif pelaku ini mengalami kerugian investasi kripto, termasuk utang pinjol. Karena dia (pelaku) didesak itu, dia berpikir menguasai barang-barang korban," ujarnya.
Nirwan mengungkapkan Basya mengalami kerugian hingga mencapai puluhan juta akibat bermain investasi kripto.
Baca juga: Muhammad Naufal Zidan Korban Pembunuhan Seniornya di UI Mahasiswa Berprestasi, IPK-nya 3,83
Namun, kata Nirwan, uang yang digunakan Basya untuk bermain kripto adalah hasil utang pinjol.
Akibat mengalami kerugian, pelaku pun tidak mampu untuk melunasinya.
"(Pelaku rugi) Rp 80 juta, pelaku ini bermain kripto itu sehingga dia rugi mungkin pinjam sana (pinjol) pinjam sini, tapi tidak satu orang," katanya.
Selain utang ke pinjol, Basya juga memiliki utang kepada Zidan sebesar Rp 200 ribu tetapi sudah dilunasi.
"Kalau kepada korban hanya Rp 200 ribu, kecil," ujarnya.
Tak Ada Motif Lain, Basya Sasar Zidan untuk Lunasi Utang dengan Kuras ATM
Nirwan mengungkapkan hingga saat ini, belum ditemukan motif lain terkait Basya yang tega menghabisi Zidan di kosan korban di Beji, Depok pada Rabu (2/8/2023) itu.
Nirwan menegaskan pelaku diduga membunuh korban untuk menggasak isi rekeningnya sehingga dapat melunasi utang-utangnya.
"Tidak ada, karena korban ini lebih sukses dan mungkin berpikir bahwa isi ATM korban ini bisa melunasi utang pelaku."
"Pengakuan pelaku ini juga pernah berhasil (main kripto), tapi per Januari ini gagal (menang) mulu," jelas Nirwan.
Baca juga: Bukan Karena Dendam, Mahasiswa UI yang Bunuh Juniornya Sebut Terinspirasi dari Film Narcos
Dia juga mengungkapkan bahwa alasan Basya mengincar Zidan lantaran mereka berteman dekat.
Selain itu, pelaku juga mengetahui korban memiliki barang-barang seperti laptop MacBook hingga iPhone.