Bayi Kritis Diduga atas Kelalaian Suster hingga Kejang dan Leher Kuning, Pihak RS hanya Minta Maaf
Terungkap penyebab bayi kritis usai suster rumah sakit mengganti susu tanpa sepengetahuan Chintia hingga diduga membuat tubuh anak tersebut kuning.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah bayi kritis diduga karena kelalaian suster di RS tengah jadi sorotan.
Anggota DPR, Ahmad Sahroni ikut buka suara bahkan sampai "mencolek" Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar turun tangan.
Pengalaman pahit ini dialami seorang ibu bernama Chintia dan bayinya yang kini kritis
Terungkap penyebab sang bayi kritis usai suster rumah sakit mengganti susu tanpa sepengetahuan Chintia hingga diduga membuat tubuh anak tersebut kuning serta berdarah.
Baca juga: Satu Pertanyaan Ini Bikin Pratiwi Noviyanthi harus Melepas 10 Bayi Anak ODGJ yang Diasuhnya
Diketahui awalnya akun @sucishintia88 mengutarakan isi hatinya soal kondisi sang anak yang kritis diduga karena kelalaian oknum suster di satu rumah sakit di kawasan Jakarta Barat.
Saat itu sang bayi yang bernama Lanala Ayudisa Halim didagnosa ileostomy dan kelainan fungsi hati berumur 1 bulan 27 hari.
Sehingga hal tersebut membuatnya dirujuk ke RS di Jakarta Barat pada tanggal 12 juli 2023 setelah sempat menjalani 1 bulan perawatan di RS Pelni.
Di tanggal 12 Juli, Chintia mengatakan jika dirinya membawa sang anak ke bagian IGD dengan kondisi fasses sang anak cair dan lemas, dengan diagnosa diare serta dehidrasi.
Kemudian sang anak dirawat di NICU sampai dengan 3 Agustus 2023, terhitung sang anak dirawat hampir 3 minggu dengan kondisi fases masih cair bahkan berat badan sang anak naik turun namun tidak ada konsultasi dengan dokter gastro, ataupun dari bedah atau yang lainnya.
Bahkan menurut penuturan Chintia, dengan kondisi sang anak yang seperti itu suster di NICU merencanakan agar sang anak atau pasien untuk pulang.
Kendati demikian, melihat kondisi sang anak seperti itu, Chintia berinisiatif untuk menghubungi dr Franciska Bunjamin dr bedah anak di RS Pelni untuk membantu kondisi pasien yang fasesnya cair, hingga akhirnya dr Franciska membantu untuk menghubungi dr bedah di RS Jakarta Barat untuk melihat kondisi pasien.
Setelah itu, sang anak dipindahkan ke ruang rawat inap Ruang Widuri di tanggal 3 Agustus 2023.
Chintia mengatakan selama perawatan di ruang Widuri dengan dr penanggung jawab adalah dr bedah anak, di saat itu Chintia merasa lega karena sudah banyak dokter yang membantu untuk menangani sang anak.
Pada saat itu, seorang dokter Gizi menemukan susu yang cocok untuk sang anak, sehingga membuat berat badan (bb) sang anak naik.
Namun tepat tanggal 7 Agustus 2023, susu pepti junior yang seharusnya diberikan sang anak justru diganti dengan susu neocate tanpa sepengetahuan Chintia.
Mengetahui sang anak mendapat susu tersebut, membuat berat badan sang anak yang semulanya 2.165 menjadi 2.046.
Tak lama berselang, leher sang anak kemudian berubah berwarna kuning hingga membuatnya panik.
Chintia yang mengetahui hal tersebut lantas melaporkan kejadian ini kepada perawat di ruangan rawat sang anak.
Suster pun kemudian mengatakan jika nantinya pihaknya akan mengecek darah.
Akan tetapi sampai hari Selasa perawat tak kunjung melakukan pengecekan pada sang anak, hal ini membuat Chintia menanyakan perihal pengecekan darah sang anak.
Sampai di Rabu, 9 Agustus 2023 pukul 05 : 30 WIB, perawat melakukan pengecekan darah pada sang anak, kemudian Chintia sebagai orang tua menanyakan hasil dari pengecekan darah sang anak.
Pukul 15:00 Chintia melihat ada darah di kantong colostomy sang anak.
Hal itu membuat Chintia bertanya kepada suster, namun suster menyangkal jika itu bukanlah darah.
Kemudian pada pukul 19:00 malam, Chintia mengatakan jika kondisi sang anak susah bernafas, kemudian Chintia langsung melaporkan apa yang dialami sang anak pada suster, Chintia mengatakan ketika dirinya melaporkan kondisi sang anak suster tersebut hanya melihat sang anak kemudian keluar.
Tak berhenti di situ, anak Chintia kembali lagi mengalami sesak nafas namun saat melaporkan kejadian ini suster hanya memperbaiki posisi kepala sang anak.
Ketiga kalinya, anak Chintia mengalami kejang beserta posisi mata ke atas, namun sayangnya para suster di rumah sakit itu hanya terdiam dan tidak sama sekali melakukan pengecekan apapun.
Panggilan ke empat kalinya pada pukul 21:37 WIB anak Chintia terlihat sesak napas dan mengalami kejang, dan mengetahui kondisi sang anak yang semakin tidak membaik, akhirnya suster tersebut memangil dokter.
Saat dokter IGD mengecek sang anak, dokter menanyakan pada Chintia sejak kapan sang anak mengalami kondisi seperti ini, Chintia pun menjawab sejak pukul 19:00, dokter tersebut juga menanyakan apakah Chintia telah menginformasikan kondisi sang anak pada suster, tentu saja jawaban Chintia sudah.
Dari pertanyaan dokter ini membuat Chintia menyimpulkan jika selama dirinya memberitahu kondisi sang anak pada suster, suster tersebut tidak memberitahu dokter.
Karena kondisi sang anak cukup mengkhawatirkan, anak Chintia akhirnya dilarikan ke ICU.
Satu jam menunggu di ruang ICU, dokter tersebut bertanya sejak kapan colostomynya mengeluarkan darah, dan benar saja apa yang ditanyakan Chintia pada suster sebelumnya ternyata darah.
Chintia mengaku akibat kelalaian dari suster membuat sang anak yang kini berumur 1 bulan 27 hari harus menambah apa yang sebelumnya sudah diderita yaitu pendarahan di kepalanya dan akan dilakukan operasi.
Lebih jauh, usai kondisi sang anak kritis, Chintia mengaku atas kejadian yang dialami sang anak pihak rumah sakit hanya meminta maaf.
"Dari hari kamis kami menunggu jawaban pihak @rsabhk dan hanya maaf yang kami terima. Ya Allahuakbar hancur hati sayaa," tulis @sucichintia88, Senin (14/8/2023).
Baca juga: Sasmito Kaget Temukan Bayi Tergeletak di Kursi Dapur Rumahnya, Polisi Selidiki Pelaku Pembuang Bayi
Saking sakit hatinya Chintia sang anak mengalami sakit seperti itu membuat Chintia merasa geram dan meminta pertolongan dari berbagai pihak.
"Pihak management @rsabhk lantas anakku seperti ini kami hanya mendapatkan maaf dari kepala ruangan saja ? Anakku seperti ini dikarenakan kelalaian oknum Perawat di ruangan rawat inap **. Kami di screning untuk menjaga anak kami,bukan hanya sekedar tidur dan nonton tivi, kami pun membantu perawat kami yang menghitung fassesnya kami yang info saat terjadi apa apa. Andaikan jam 7 malam suster memanggil dokter. tidak menunggu di jam 21:37 baru panggil dokter. Ku yakin tidak akan seperti ini anakku. Dokter disana sudah membantu anakku berjuang 2 bulan ini lalu di hancurkan begtu saja oleh perawat saat itu. Ku butuh keadilan sebesar besarnya. Siapa yang tidak hancur melihat kondisi anak seperti ini," tulisnya.
Bahkan Chintia, mengaku jika dirinya tidak dipertemukan dengan suster yang sebelumnya bertanggung jawab dengan kondisi sang anak, melalui story di instagram nya.
Chintia juga mengatakan jika pihak rumah sakit tidak membalas pesannya meski kondisi sang anak kritis.
Hingga berita ini diturunkan Tribunnews.com masih berupaya mengkonfirmasi ke pihak rumah sakit.
Disorot Ahmad Sahroni
Viralnya postingan membuat Ahmad Sahroni, anggota DPR RI ikut buka suara.
Ahmad Sahroni menyentil Kementerian Kesehatan atas peristiwa itu.
"Ada Kejadian yg sangat Memilukan di duga di RSAB harapan Kita, penjelasan lengkap ada di Postingan saya,
@kemenkes_ri ini pak mentri wajib Periksa para Perawat nya , berbahaya kl masih ada yg beginian di RS besar,
Tolong Pak menkes @budigsadikin," tulisnya di akun Instagrma pribadinya @ahmadsahroni88, Selasa (15/8/2023)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Kronologi Bayi Kritis Diduga Kelalaian Suster di RS, Berawal Susu Diganti Tanpa Bilang ke Orangtua,