Misteri Ayah dan Anak Tewas di Koja, Polisi Sebut Kemungkinan Penyebabnya
Kematian ayah dan anak Hamka Rusdi (50) dan anak bungsunya Abid Qushayyi Akma (2) masih menjadi misteri.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kematian ayah dan anak Hamka Rusdi (50) dan anak bungsunya Abid Qushayyi Akma (2) masih menjadi misteri.
Warga Tugu Selatan, Kecamata Koja, Jakarta Utara ini ditemukan di rumahnya dalam keadaan tak bernyawa, kondisinya telah membusuk.
Sementara sang istri dan anak bungsunya berada di dalam rumah tersebut, namun mereka ditemukan dalam keadaan linglung tidak berdaya.
Baca juga: Identitas 18 Korban Miras Oplosan di Subang, 14 Orang Tewas dan 4 Korban Masih Kritis di Rumah Sakit
Kini aparat kepolisian pun mengusut kemungkinan korban mengalami keracunan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh mengatakan, tim sudah dikerahkan untuk menganalisa dugaan-dugaan tersebut untuk memastikan penyebab tewasnya ayah dan anak itu.
"Toksikologi forensik juga kami pandang perlu guna mengidentifikasi ada tidaknya unsur-unsur keracunan obat-obat keras yang berhubungan dengan kematian almarhum," kata Iverson, Selasa (31/10/2023).
Sejak penemuan jenazah membusuk pada Sabtu pagi lalu, polisi sudah berkali-kali melakukan olah TKP di rumah tersebut.
Melansir dari Tribunjakarta.com, dalam setiap kali olah TKP polisi mengambil barang bukti tertentu guna kepentingan penyelidikan.
Misalnya hasil olah TKP hari ini, polisi membawa sample cairan dan sisa-sisa makanan dari dalam rumah itu.
"Beberapa kantong yang dibawa dari TKP itu ada beberapa sampel yang kami ambil di TKP," ucap Iverson.
Baca juga: Identitas 14 Korban Tewas Oplosan Maut di Subang, Berikut Nasib Warung Mirasnya
"Ada cairan, kemudian sisa makanan, kemudian beberapa benda-benda yang kami anggap penting untuk dilakukan pemeriksaan secara laboratoris," tandasnya.
Pengakuan Istri Hamka
Melansir dari Tribunnewsbogor.com, selasa (31/10/2023) Serda Bambang Babinsa Koramil 01 Koja Kodim 0502 Jakarta Utara Serda Bambang Dwi Ratmoko mengurai cerita mengejutkan tersebut.
Yakni saat istri Hamka akhirnya memberikan pernyataan terkait kabar suami dan anaknya tewas.
Kepada bidan dan perawat, istri Hamka menyebut pria yang meninggal di rumahnya bukan sang suami.
"Habis dibawa ke rumah sakit pelabuhan, (istri Hamka) udah sadar. Terus ditanya, katanya 'itu bukan suami saya yang meninggal'.
Di bidan itu dikasih makan, anaknya itu segera makan, makannya lahap," kata Serda Bambang.
Sebelumnya, istri dari pria bernama Hamka Rusdi (50) itu linglung setelah ditemukan lemas di dalam rumahnya kawasan Tugu, Koja, Jakarta Utara pada Sabtu (28/10).
Dalam tayangan wawancara di Youtube iNews TV, Serda Bambang mengaku langsung menyelamatkan anak korban yang selamat.
Posisi anak Hamka yang selamat itu berada di dalam kamar tidur.
"Yang umur empat tahun yang anak cewek, kita keluarin, terus yang satunya kita lihat udah meninggal anak yang umur dua tahun," ungkap Serda Bambang.
Sempat melihat jasad anak Hamka yang tewas, Serda Bambang mendeskripsikan kondisinya.
Balita berusia dua tahun lebih itu keadaannya terbujur kaku di lantai dekat kasur.
"Posisinya nungging di bawah, di lantai. Sedangkan yang anak cewek ini di atas kasur.
Yang mayat anaknya ini di kamar kondisinya sudah membengkak, kulitnya terkelupas, keadaan enggak pakai celana," pungkas Serda Bambang.
Sementara itu, kondisi anak sulung Hamka yang selamat juga memprihatinkan.
Saat digendong dan dievakuasi, anak usia 4 tahunan itu langsung menangis histeris.
"Kalau yang masih hidup ya kondisinya lemas, nangis. Habis itu kita amanin, kita ambil dari dalam kamar kita keluarin, dia nangis kejer," ucap Serda Bambang.
Terkait kondisi rumah korban, Serda Bambang melihat ketidakberaturan.
Terlebih rumah tersebut tertutup rapat.
Bahkan suara tangisan bocah yang selamat tersebut tidak terdengar dari luar.
Diungkap Serda Bambang, rumah tersebut dikunci dari dalam.
"Dari luar enggak kedengaran karena tertutup semua. Jadi kita dari luar aja enggak nyium bau.
Setelah pintu dibuka baru nyium bau. Jendela semua tertutup. Pintu terkunci dari dalam," kata Serda Bambang.
Di dalam rumah yang dihuni empat orang itu diakui Serda Bambang sangat berantakan.
Bahkan baju-baju milik korban berserakan tak beraturan.
"Di dalam rumah itu acak-acakan. Baju itu berantakan semua. Di teras itu ada berantakan mainan anaknya. Jadi anaknya cuma main di teras," pungkas Serda Bambang.
Hamka Meninggal Lebih Dulu
Sebelumnya diwartakan, pihak kepolisian mengungkap fakta terbaru terkait kematian ayah dan anak di Koja tersebut.
Berdasarkan pemeriksaan forensik dan hasil autopsi, terkuak bahwa Hamka meninggal dunia lebih dulu ketimbang anaknya.
Hal itu diungkap Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan.
"Dari hasil autopsi kita bisa mendapatkan informasi berkaitan dengan waktu kematian. Korban laki-laki dewasa berinisial H kurang lebih 10 hari (telah meninggal)," ujar Kombes Pol Gidion Arif Setyawan.
"Sementara korban laki-laki usia 2,5 tahun itu usia kematiannya tiga hari," sambungnya.
Tak berselang lama usai kejadian, dua jasad ayah dan anak itu segera dimakamkan oleh pihak keluarga.
Keluhan Hamka Sebelum Meninggal
Inilah isi chat terakhir dari Hamka (50) pria tewas dengan anaknya, Abid Qushayyi Akma (2) dalam rumah di Koja.
Terungkap jika Hamka sempat curhat mengeluhkan soal sakit ke keluarganya sebelum ditemukan meninggal dunia.
Chat tersebut diketahui dikirimkan Hamka pada 18 Oktober 2023 lalu kepada keluarganya.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, kala itu korban berkomunikasi dengan keluarganya soal sakit yang ia rasakan.
"Penelusuran jejak kita sebelumnya, ada komunikasi antara korban dengan keluarganya," ucap Gidion di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (30/10/2023) sore.
"Ada menyebutkan ada keluhan tentang sakit tenggorokan yang dia keluhkan," imbuhnya.
Meski demikian, pihak kepolisian hingga kini belum bisa memastikan apakah keluhan Hamka terhadap keluarganya itu berkesinambungan dengan penyebab kematian mendiang.
Gidion lalu mengatakan, Hamka dan Abid diduga meninggal dunia dalam waktu yang berbeda.
"Korban bapak-bapak tadi usia kematiannya sekitar 10 hari ke atas," kata Gidion.
"Sementara anak berada di usia kematian 3 hari. Jadi ada perbedaan usia kematian," sambungnya.
Terkini, polisi masih terus melakukan pemeriksaan forensik terhadap kedua jenazah tersebut.
Pemeriksaan menggunakan metode saintifik berupa histopatologi serta toksikologi di RS Polri Kramat Jati.
Gidion mengatakan, sejauh ini dari jenazah kedua korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang signifikan.
Namun, memang ada semacam luka lebam pada bagian wajah korban balita tersebut.
"Akan kita lakukan uji jaringan untuk melihat penyebab kematian yang kita lihat si anak ada luka, tapi apakah luka itu signifikan dengan kematian itu yang perlu diuji jaringan," jelas Gidion.