Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah 10 Tahun yang Tewas Dibanting Ayahnya Punya Cita-cita Jadi Pemadam Kebakaran

Menurut Sudiono, perlakuan Usman terhadap anak ketiganya itu memang sedikit berbeda.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bocah 10 Tahun yang Tewas Dibanting Ayahnya Punya Cita-cita Jadi Pemadam Kebakaran
Kolase TribunJakarta
Anak yang tewas dibanting ayahnya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara sempat dibela sang kakak. Hal itu terjadi setelah ayah bernama Usmanto (43) ini membawa anaknya, Awan (10) ke dalam rumah setelah penganiayaan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Seorang bocah berusia 10 tahun di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara , tewas dianiaya ayah kandungnya yang bernama Usman (43).

Penganiayaan terjadi di sebuah gang di Muara Baru pada Rabu (13/12/2023) siang.

Aksi penganiayaan terekam kamera CCTV dan menjadi viral di media sosial.

Usman telah ditangkap kepolisian dan diproses di Mapolres Metro Jakarta Utara.

Awan, nama bocah itu, dikenal para tetangga sebagai anak yang baik.

Dia seorang anak penyandang disabilitas.

Awan mengalami kesulitan bicara hingga akhir hayatnya.

Baca juga: Tampang dan Sosok Ayah yang Banting Anak hingga Tewas di Penjaringan, Pecandu Narkoba, Dikenal Kasar

BERITA TERKAIT

Dipicu Emosi

Sang ayah menganiaya bocah malang tersebut karena merasa emosi dan kesal.

Awan dianggap nakal lantaran tidak sengaja menabrak anak tetangga lain saat sedang bermain sepeda.

Sebagai informasi, sebelum dianiaya Awan sempat menabrak salah satu anak tetangga hingga kakinya memar.

Lantas Awan langsung ditegur oleh orangtua dari anak yang ditabrak itu.

Rupanya teguran tersebut, didengar oleh Usman hingga dirinya pun merasa emosi.

Awan yang kala itu masih asyik bermain bersama teman sebayanya langsung didatangi Usman dan dipukuli hingga dibanting.

Menurut Ketua RT setempat, Usman memang merupakan sosok pemarah.

Ia kerap bertindak kasar dan sulit untuk mengontrol emosinya.

Padahal, kesalahan yang dilakukan oleh anaknya itu adalah hal yang sepele dan biasa terjadi pada anak-anak.

"Namanya anak naik sepeda bagaimana sih. Namanya anak-anak, bandel biasa," kata ketua RT setempat, Sudiono.

"Perlakuannya berbeda ke korban. Korban ini anak ketiga dari empat bersaudara," tuturnya.

Awan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

Menurut Sudiono, perlakuan Usman terhadap anak ketiganya itu memang sedikit berbeda.

Ditengah keterbatasannya yang sulit bicara, Awan rupanya dikenal sebagai sosok anak yang baik hati dan mudah bergaul.

Hal ini yang terkadang seringkali membuat banyak tetangga simpati dan peduli terhadap Awan.

Awan memang dikenal sebagai anak yang aktif, namun ia seringkali membantu orang-orang di lingkungan rumahnya termaksud petugas kebersihan.

"Dia lebih-lebih dari artis kayaknya. Karena kita sayang sama dia. Kalau dibilang peduli, pedulian tetangganya kali daripada bapaknya,” kata salah satu tetangga.

Sehari-hari, Awan sering bermain di sekitaran Kantor Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.

Tak jarang, Awan mendapat imbalan dari apa yang ia lakukan. Baik dalam bentuk uang atau makanan.

Terkadang, imbalan itu tidak hanya ia nikmati sendiri.

Menurut warga lain, Awan kerap membagikan uang ibalan yang ia dapat untuk orang di rumahnya atau bahkan melakukan kebaikan lain.

Pernah suatu ketika, sekelompok petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan yang tengah berisitirahat dibelikan air oleh bocah 10 tahun tersebut.

Hal ini diungkap oleh Juanda yang merupakan petugas PPSU di wilayah itu.

"Dia baik banget, saya pun heran. Pernah, kita lagi kumpul, tiba-tiba A beli air mineral, banyak banget, terus kasih ke kita. Itu pakai uang dia sendiri,” ungkap Juanda.

Istri Ketua RT setempat bernama Haria, juga menyebut bahwa Awan adalah sosok anak penyayang.

Setiap diberikan makanan atau apapun dari tetangganya, Awan selalu ingat dengan ibunya di rumah.

Walau Awan adalah anak disabilitas, banyak warga yang perhatian dan sayang kepada Awan.

“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil,"

"Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” cerita Haria.

Di sisi lain, Awan punya cita-cita yang mulia.

Kepada petugas PPSU, Awan mengaku ingin sekali menjadi seorang pemadam kebakaran.

Sehari-hari, Awan sangat suka menonton konten tentang pemadam kebakaran.

Usai dianiaya oleh ayah kandungnya, Rabu (13/12/2023), Awan tutup usia.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kisah Hidup Bocah yang Tewas Dibanting Ayah Diungkap Warga, Kecil-Kecil Mampu Sentuh Hati Orang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas