MRT Jakarta Belum Akan Kerek Tarif, Dirut: Naik Rp 100, Ributnya Sampai Ujung Dunia
Manajemen MRT Jakarta belum berencana menaikkan tarif layanan ke penumpang.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT MRT Jakarta belum berencana menaikkan tarif layanan ke penumpang. Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, Tuhiyat, mengatakan, fokus perusahaan saat ini adalah pelayanan lebih besar ke ridership (keterangkutan).
"Karena kita baru 16 kilometer sekarang, kita belum ada plan untuk naik (tarifnya), sambil kita membangun (jalur baru, red) ke arah utara," katanya dalam konferensi pers di kantor MRT Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
"Pelayanan untuk lebih besar ke ridership itu yang kita utamakan dulu, baru nanti kita tinjau (untuk kenaikan tarif)," lanjutnya.
Ia mengatakan, jika ingin menaikkan tarif, pihaknya harus duduk bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta.
Tuhiyat kemudian berkelakar jika tarif MRT Jakarta dinaikkan, sekalipun hanya Rp 100, bisa membuat heboh banyak pihak.
"Naik Rp 100 saja ributnya sampai ke ujung dunia," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Tuhiyat juga menjelaskan bahwa sebenarnya tarif terpanjang Lebak Bulus-Bundaran HI itu Rp 31 ribu. Ini dihitung sesuai biaya ekonomi pada saat itu.
Baca juga: MRT Jakarta Angkut 3,1 Juta Penumpang Selama Januari 2024
Namun akhirnya, setelah ada Public Service Obligation (PSO) atau subsidi dari pemerintah, publik cukup membayar Rp 14 ribu untuk naik MRT Jakarta dari Stasiun Lebak Bulus ke Stasiun Bundaran HI.