Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Analisis Pakar soal Kasus Tewasnya Satu Keluarga usai Lompat dari Apartemen di Jakarta

Berikut analisis pakar psikologi klinis menanggapi kasus sekeluarga yang mengakhiri hidup dengan lompat dari lantai 21 apartemen di Jakarta.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Analisis Pakar soal Kasus Tewasnya Satu Keluarga usai Lompat dari Apartemen di Jakarta
TribunJakarta
Polisi melakukan olah TKP di tempat kejadian empat orang sekeluarga tewas usai melompat dari rooftop lantai 21 Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Berikut analisis pakar psikologi klinis menanggapi kasus sekeluarga yang mengakhiri hidup dengan lompat dari lantai 21 apartemen di Jakarta. 

Pakar psikologi klinis dari Universitas Islam Indonesia (UII), Qurotul Uyun menduga bahwa orang tua yaitu EA dan AEL memiliki peran krusial untuk memengaruhi anak-anaknya untuk ikut mengakhiri hidup.

Hal ini, sambungnya, dapat memengaruhi sudut pandang seluruh keluarga terhadap masa depannya sehingga berakhir putus asa.

"Jika memang di situ, keluarga kompak dalam ide mengakhiri hidup, mungkn orang tuanya yang sangat kuat mempengaruhi keluarganya, sehingga mempengaruhi pola pikir keluarganya menjadi negatif terhadap masa depannya."

"Sehingga putus asa dan menganggap bahwa bunuh diri itu jalan keluar terbaik untuk mengakhiri penderitaan keluarga," kata Uyun kepada Tribunnews.com, Minggu (10/3/2024).

Secara lebih detail, Uyun menduga sang ayah-lah yang berperan paling krusial untuk memengaruhi keluarganya agar mengakhiri hidup.

"Ayahnya kemudian menyebarkan pengaruh negatif bahwa kehidupan mereka akan sulit sehingga mungkin membangun keputusasaan bersama-sama," katanya.

Dukungan Sosial Tidak Mendukung

Berita Rekomendasi

Uyun juga menduga tidak adanya dukungan sosial dari tetangga keluarga tersebut bisa menjadi salah satu faktor untuk mengakhiri hidup.

Hal ini, katanya, dapat semakin menguatkan pikiran keluarga tersebut untuk mengakhiri hidupnya.

"Apakah mungkin keluarga tadi benar-benar terisolasi secara sosial dari lingkungannya sehingga mereka tidak mendapat dukungan dari lingkungan?

"Tetapi semakin menguatkan pikirannya sendiri untuk ide mengakhiri hidup dan melakukan semacam brain wash (cuci otak) terhadap keluarganya," kata Uyun.

Adapun pernyataan Uyun ini berkaca dari kasus lain yang sempat terjadi di Indonesia.

"Soalnya yang kasus lain seringnya anak-anaknya masih usia sangat muda kemudian diracun, dan orang tuanya bunuh diri," ujarnya.

Pentingnya Dukungan Sosial

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas