Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Baleg DPR Sebut Jakarta Tak Bisa Jadi Kota Global Jika Masih Macet dan Banjir 

Darmadi menuturkan, Jakarta mesti menyelesaikan masalah banjir dan kemacetan untuk menjadi kota global. 

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Anggota Baleg DPR Sebut Jakarta Tak Bisa Jadi Kota Global Jika Masih Macet dan Banjir 
Tribunnews.com/ Fersianus Waku
Rapat panitia kerja (Panja) pembahasan daftar inventarisasi masalah (DIM) RUU DKJ di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/3/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI fraksi PDIP, Darmadi Durianto mengatakan, Jakarta tak akan menjadi kota global jika masih mengalami banjir dan kemacetan.

Hal ini disampaikan Darmadi dalam rapat panitia kerja (Panja) pembahasan daftar inventarisasi masalah (DIM) RUU Daerah Khusus Jakarta (DKJ) di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: DPR Usul Ada Majelis Rakyat Jakarta Dalam Aturan RUU DKJ: Betawi Harus Diperlakukan Khusus

Awalnya, Darmadi mempertanyakan kekhususan Jakarta setelah tak lagi menjadi ibu kota dari Indonesia.

Dia meminta agar pemerintah membuat kebijakan yang menjadikan Jakarta sebagai kota global.  

"Saya dari PDIP tidak melihat ada kekhususan yang khusus, terobosannya enggak terlalu bernilai pak ketua, jadi kita mau ada langkah-langkah sehingga kita bisa menciptakan Jakarta menjadi kota global," kata Darmadi di lokasi.

Darmadi menuturkan, Jakarta mesti menyelesaikan masalah banjir dan kemacetan untuk menjadi kota global. 

Baca juga: DPD Usul RUU DKJ Atur Partai Wajib Calonkan Orang Asli Betawi di Pilkada

Berita Rekomendasi

Sebab, kata dia, permasalahan itu dianggap menghambat perkembangan Jakarta untuk berkembang.

"Kalau itu enggak bisa mengatasi keluar dari banjir dan kemacetan, mana bisa menjadi kota global yang bagus," ungkapnya.

Karenanya, Darmadi meminta agar proses pembahasan RUU DKJ bisa didalami lagi agar lebih matang.

"Supaya tidak memalukan kita sebut global city. Tapi ternyata memalukan terutama bagi masyarakat dunia juga. Tolong lebih didalami lagi," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas