Kasus Bunuh Diri Sekeluarga di Jakarta Utara, KemenPPPA: Ada Unsur Paksaan ke Anak-anak
Dalam bunuh diri tersebut, dua anak korban turut ikut terjun bebas dengan terikat orang tuanya. Nahar menilai keikutsertaan anak-anak merupakan bentuk
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar, menilai ada unsur paksaan terhadap anak dalam kasus satu keluarga bunuh diri di Penjaringan, Jakarta Utara.
Dalam bunuh diri tersebut, dua anak korban turut ikut terjun bebas dengan terikat orang tuanya. Nahar menilai keikutsertaan anak-anak merupakan bentuk paksaan.
"Dipaksa nggak dipaksa, anak ikut terjun bebas, ya masuk unsur paksa. Kalau menurut saya, ya. Karena begini, anak itu nggak perlu diminta persetujuan. Setuju, nggak setuju," ujar Nahar di Kantor KemenPPPA, Jakarta, Jumat (15/3/2024).
"Ketika anak yang dibawa, tentu yang menyertakan anak itu salah. Jadi masuk kategori bisa aja memaksa. Kalau soal ikat-mengikat, bisa saja dipaksa," tambah Nahar.
Nahar meminta pihak kepolisian meneruskan penyelidikan terhadap kasus satu keluaga lompat dari apartemen ini.
Meski para korban telah meninggal, namun Nahar menilai motif bunuh diri harus diketahui untuk mengidentifikasi pemicu.
Mengingat latar belakang masalah yang dialami satu keluarga ini juga dirasakan sebagian masyarakat.
“Jadi, motif beda. Tetapi pemicunya itu bisa digambarkan. Itu masalah yang kemungkinan juga dihadapi masyarakat kita. Itu perlu kewaspadaan," kata Nahar.
“Kalau tidak didalami motifnya, kita tidak dapat mewaspadai kejadian ini berulang kembali," tambah Nahar.
Baca juga: Pengasuh Ponpes dan Putranya di Trenggalek Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Santriwati
Sebelumnya sebanyak empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan tewas diduga bunuh diri usai melompat dari lantai 22 Apartemen di daerah Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024) sore kemarin.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan yang membenarkan kejadian itu mengatakan bahwa empat korban terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.
Adapun masing-masing korban memiliki inisial EA, AIL, JWA, dan JL.
"Empat mayat tersebut meninggal dunia akibat bunuh diri lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan. Untuk penyebab (bunuh diri) belum diketahui," kata Gidion saat dikonfirmasi, Minggu (10/3/2024).
Gidion pun memastikan empat korban itu merupakan satu keluarga dan mereka mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh usai ditemukan tewas tergeletak.