Ibunda Tegar Pingsan, Rumah Tersangka Penganiayaan Taruna STIP Jakarta Senyap
Orangtua Tegar tidak menyangka anaknya menjadi tersangka penganiayaan mahasiswa STIP Jakarta hingga tewas
Editor: Erik S
Lampu di luar rumah terlihat menyala. Tak hanya itu gorden bagian dalam terllihat menutupi pandangan kaca bagian depan. Pagar berwarna hitam juga terlihat tertutup dengan rapat.
Triyono membenarkan bahwa rumah Tegar tengah ditinggalkan penghuninya. Diketahui rumah tersebut berisikan ibu dan dua kakak perempuan dari Tegar.
"Tadi saya fogging ke depan dan belakang dekat Kluster Firdaus. Rumah (Tegar) lampunya menyala," kata Triyono.
Baca juga: Pingsan dan Syok, Ibunda Tersangka Senior Aniaya Taruna STIP Jakarta: Kamu Tega Sekali Sama Mama
Pihak keluarga Putu Satria Ananta Rustika, taruna STIP yang tewas usai diduga dianiaya oleh seniornya, menduga pelaku penganiayaan berjumlah lebih dari satu orang.
Pengacara keluarga, Tumbur Aritonang mengatakan dugaan tersebut berdasar informasi awal yang diterima bahwa ada lebih dari satu orang masuk ke toilet STIP Jakarta tempat Putu diduga dianiaya.
"Kalau yang saya dengar infonya ada empat orang ya. Cuman saya belum bisa mastiin berapa orang total pelakunya, kita baru dapat informasi saja," kata Tumbur.
Pihak keluarga tidak dapat memastikan jumlah pelaku karena belum dapat melihat secara langsung rekaman CCTV di sekitar area toilet STIP Jakarta tempat kejadian perkara.
Hanya saja, menurut pihak keluarga bila terdapat orang lain membantu dan terlibat dalam tindak pembunuhan maka jumlah pelaku yang diproses hukum patutnya lebih dari seorang.
"Kalaupun dia enggak mukul tapi ada di situ, megangin (tubuh korban) misal seharusnya dia jadi tersangka. Enggak bisa dia beralibi saya cuma lihat, enggak mukul atau pegangin doang," ujarnya.
Menurut pihak keluarga, Putu merupakan sosok anak yang baik dan tidak memiliki musuh di lingkungan pertemanan. Motif pembunuhan pun sementara diduga karena senioritas.
"Tim kuasa hukum juga berkepentingan untuk tahu ya. Apakah ini murni senioritas atau perundungan, atau ada motif lain. Misalnya balas dendam atau punya masalah," tuturnya.
Baca juga: Nahasnya Putu Satria: Jauh-jauh dari Bali Sekolah di STIP Jakarta, Kini Tewas akibat Arogansi Senior
Diketahui, Putu Satria tewas usai dianiaya di dalam toilet koridor kelas KALK C, lantai 2 gedung STIP Jakarta, Jumat(3/5) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Penganiayaan ini terjadi ketika korban dan empat rekan seangkatan lainnya sedang mengecek salah satu ruang kelas.
Saat turun ke lantai 2, rombongan korban dipanggil oleh tersangka yang saat itu juga sedang bersama-sama dengan empat orang lainnya yang merupakan taruna tingkat 2 STIP Jakarta. Saat itu tersangka menanyakan alasan korban dan empat teman seangkatannya mengenakan baju olahraga.
"Pelaku bersama empat rekannya, mereka menyebut sebagai tradisinya taruna. Ada penindakan terhadap junior, karena dilihat ada yang salah menurut persepsinya senior, sehingga dikumpulkan di kamar mandi," kata kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Ari.