Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tegar dan 12 Taruna STIP Jalani Pra-Rekonstruksi Kasus Penganiayaan, Diduga Pelaku Lebih dari Satu

Polres Metro Jakarta Utara menggelar pra rekonstruksi kasus penganiayaan di STIP Jakarta yang menewaskan Putu Satria Ananta Rustika (19).

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Tegar dan 12 Taruna STIP Jalani Pra-Rekonstruksi Kasus Penganiayaan, Diduga Pelaku Lebih dari Satu
Tribunnews.com
Putu Satria Ananta Rustika (19), mahasiswa atau taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Jakarta Utara, yang tewas di kampusnya Jumat (3/5/2024) pagi, diduga dianiaya oleh seniornya berinisial T (21). 

"Saat kejadian saya langsung hubungi ibunya (Sri). Lalu mengunjungi rumahnya."

"Kondisi ibunya seperti habis pingsan syok sepertinya," paparnya, Minggu (5/5/2024).

Baca juga: Pengawasan di STIP Dipertanyakan usai Taruna Tewas, Keluarga Korban Minta Kemenhub Turun Tangan

Setelah sadar, Ibu Tegar langsung melampiaskan kekecewaannya melalui sambungan telepon.

"Ya Allah Tegar tega sekali sama mama. Mama cari uang buat kamu bangun pagi, pulang malam. Kamu tega begitu sama mama," ucap Triyono menirukan perkataan Sri.

Pihak keluarga bahkan mengosongkan rumah yang terletak di Kampung Bulak, Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat, karena masih syok dengan kejadian ini.

Pelaku Diduga Iri dengan Pencapaian Korban

Saat diperiksa, Tegar mengaku melakukan penganiayaan karena korban masih mengenakan seragam olahraga.

Pemukulan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan hukuman kepada korban yang masih junior.

Berita Rekomendasi

Namun, keluarga korban menduga ada motif lain dalam kasus ini.

Paman korban, Nyoman Budiarta, ikut mendampingi keluarga berangkat ke Jakarta untuk menjemput jenazah.

Baca juga: Mengingat Pesan Sekolah Ini Ditutup jika Terjadi Kekerasan usai Tewasnya Taruna di STIP Jakarta

Menurutnya, pelaku penganiayaan lebih dari satu orang lantaran senior korban juga ada di TKP.

“Mungkin banyak orang (pelaku). Masih ada pemeriksaan oleh kepolisian," ungkapnya, Sabtu (4/5/2024), dikutip dari TribunBali.com.

Nyoman Budiarta menyampaikan korban diberi kesempatan berangkat ke Tiongkok sehingga membuat seniornya iri hati.

“Informasi dari pembinanya, keponakan saya ini lolos mayoret dan akan dikirim ke China (Tiongkok)," terangnya.

Pihak keluarga berharap pelaku penganiayaan dihukum seberat-beratnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas