Tangis Satrio, Korban Begal yang Jadi Casis Bintara Polri Berkat Kapolri: Bapak Wujudkan Mimpi Saya
Casis Bintara Polri yang menjadi korban begal, Satrio Mukhti mengungkapkan ra sa terimakasihnya kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Calon siswa (casis) Bintara Polri yang menjadi korban begal, Satrio Mukhti mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pasalnya berkat Kapolri, Satrio akhirnya bisa mewujudkan mimpinya sebagai anggota Polri.
"Alhamdulillah ya Allah, Alhamdulillah, tidak ada kata yang bisa saya sampaikan kepada Bapak Kapolri selain rasa syukur dan rasa sangat banyak-banyak terima kasih kepada bapak yang telah mewujudkan mimpi saya, cita-cita saya yang akan menjadi bagian anggota Polri,” kata Satrio sembari menangis, dilansir laman resmi Humas Polri, Jumat (17/5/24).
Diketahui sebelumnya Satrio menjadi korban begal saat akan melakukan tes psikotes Bintara Polri pada Sabtu (11/5/2024) lalu.
Akibat perbuatan begal tersebut, Satrio pun mengalami luka hingga dua jarinya putus.
Berkat keberaniannya melawan begal, Kapolri pun memberi penghargaan kepada Satrio dan mengizinkannya menjadi anggota Polri melalui kuota disabilitas.
Satrio mengaku hal ini adalah hadiah terbaik yang ia terima dari Kapolri.
Mengingat sebelumnya ia sempat terpukul akibat peristiwa pembegalan yang dialaminya itu.
Satrio pun berdoa agar kebaikan Kapolri ini bisa mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT.
“Semoga Bapak Kapolri mendapat balasan dari Allah SWT pada semua kebaikan-kebaikan bapak. Dan semoga Bapak dilindungi oleh Allah SWT di mana pun bapak berada dan bertugas,” ungkap Satrio.
Lebih lanjut Satrio kelak ingin menjadi anggota Polri yang tetap merakyat, merendah, dan bisa memberantas semua kejahatan.
Baca juga: Alasan Kapolri Terima Satrio Casis Bintara Polri Korban Begal jadi Polisi: Bangga akan Keberaniannya
Termasuk kejahatan pembegalan yang sempat dialaminya itu.
Karena Satrio sangat paham bagaimana rasanya, sehingga ia tak ingin ada korban-korban begal lainnya.
“Saya ingin tetap merakyat seperti masyarakat, seperti ilmu padi tetap merendah, memberantas semua kejahatan, seperti begal-begal dan sebagainya."