UPDATE Pesawat Latih Jatuh di BSD: Polisi Ungkap Penyebab Kematian Korban Hingga Penyesalan Keluarga
Adapun kondisi tiga jenazah dipastikan utuh dan tak ada luka bakar yang dialami korban.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri, Brigjen Hariyanto mengungkap penyebab kematian tiga orang korban pesawat jatuh di BSD, Serpong, Tangerang Selatan.
Ia mengatakan ketiga korban tewas akibat luka bentur pada kepala bagian belakang dan depan, dada, tungkai kaki, serta tangan.
"Penyebab kematiannya akibat benturan ya, benturan hampir semuanya hampir sama yaitu kepala kemudian dada kemudian tungkai dan lengan," kata Hariyanto kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, pada Senin (20/5/2024).
Baca juga: Ini Langkah KNKT dalam Melakukan Investigasi Jatuhnya Pesawat di BSD Tangsel
Hariyanto menambahkan, ketiga jenazah tak diautopsi dokter.
Pihak keluarga hanya mengizinkan untuk dilakukan pemeriksaan luar dan identifikasi sidik jari.
Adapun kondisi tiga jenazah dipastikan utuh dan tak ada luka bakar yang dialami korban.
"Semua utuh, hanya benturan-benturan yang menyebabkan kematian korban," ucap dia.
Penyesalan Keluarga Korban
Duka mendalam menyelimuti keluarga Pulu D atau Pulu Darmawan, pilot pesawat jatuh di BSD Tangerang Selatan, Minggu (20/5/2024).
Pesawat Tecnam P2006T dengan nomor registrasi PK-IFP milik Indonesia Flying Club, hancur setelah jatuh di Lapangan Sunburst, Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, kemarin.
Pulu Daemawan, menjadi satu dari tiga korban atas peristiwa kecelakaan ini.
Diketahui, Pulu merupakan warga Bandungan, Kabupaten Semarang.
Pulu juga bekerja sebagai seorang instruktur pilot di sebuah sekolah penerbangan.
Sukro paman Pulu mengatakan, keponakannya itu sudah lama tidak pulang ke rumah sebelum kecelakaan terjadi.
Ia bahkan terakhir kali bertemu dengan Pulu pada Lebaran tahun lalu.