Mardani Ali Sera Sebut DPR Lobi AS Segera Akui Kemerdekaan Palestina: Semoga Tak Ada Lagi Hak Veto
Mardani berharap kedepan agar Amerika tak lagi mengeluarkan hak vetonya untuk membela Israel pada forum resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Erik S
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera menyebut bahwa pihaknya tengah melobi Amerika Serikat (AS) agar segera mengakui kemerdekaan Palestina.
Adapun hal itu diungkapkan Mardani pada saat hadir dalam aksi bela Palestina di depan Kedutaan Besar (Kedubes) AS, Jalan Medan Merdeka Selatam, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2024) pagi.
Dalam upaya itu, Mardani berharap kedepan agar Amerika tak lagi mengeluarkan hak vetonya untuk membela Israel pada forum resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca juga: Negara Pemilik Hak Veto PBB Selalu jadi Penghambat Pengakuan Keanggotaan Palestina
"Amerika lagi dilobi dan sudah terdesak, mudah-mudahan tidak ada lagi hak veto pada sidang umum yang akan datang," kata Mardani saat ditemui di lokasi.
Sementara itu dilain sisi ia juga mengaku cukup mengapresiasi peran pemerintah Indonesia yang selama ini terus bersuara terkait kemerdekaan Palestina tersebut.
"Bukan cuma itu, kita juga mengundang banyak sekali baik dari fatah khususnya, dari otoritas dari Palestina untuk melakukan pengembangan otoritas pengelolaan pemerintahanya di Indonesia," pungkasnya.
Ribuan Orang Gelar Aksi Bela Palestina
Sebelumnya, Ribuan orang menggelar aksi bela Palestina di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2024).
Adapun dalam aksi ini merupakan respon mereka atas serangan brutal yang dilakukan militer Israel di selter pengungsian rakyat Palestina di wilayah Rafah.
Sebagaimana diketahui terdapat ribuan pengungsi yang tewas akibat serangan dari militer Israel tersebut.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, ribuan orang yang terdiri dari orang dewasa hingga anak kecil itu mulai memadati depan Kedubes AS sejak pukul 06.00 WIB.
Mayoritas dari mereka tampak mengenakan pakaian muslim berwarna putih dan hitam serta membawa berbagai atribut.
Dalam aksi itu mereka juga membawa beberapa poster dukungan terhadap rakyat Palestina salah satu berisi tulisan yang belakangan viral di sosial media yakni 'All Eyes On Rafah'.
Sejumlah orator pun tak henti-hentinya berorasi menolak segala bentuk kebrutalan Israel terhadap rakyat Palestina itu.
Baca juga: Veto Keanggotaan Palestina di PBB, AS Pertimbangkan Angkut Pengungsi Gaza ke Negara Mereka
Terdengar orasi yang disampaikan para orator itu salah satunya meminta agar ribuan massa di hadapannya untuk memboikot segala bentuk produk buatan Israel.
Menurut orator salah satu hal yang ditakuti oleh Israel adalah ketika produk buatannya diboikot oleh masyarakat dunia.
"Berani tetap boikot? Boikot produk produk Israel sampai bangkrut. Takbir.," ujar salah satu orator tersebut.
Tak hanya itu kalimat 'Free Free Palestine' juga terus menggema dalam aksi yang digelar sejak pagi hari itu.
Sementara itu dalam aksi itu juga turut diamankan oleh sejumlah aparat kepolisian yang tampak berjaga di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Dari pantauan, Jalan Medan Merdeka Selatan di kedua arahnya telah ditutup sementara oleh pihak kepolisian sejak sekitar pukul 05.30 WIB.
Terlihat juga mobil water canon milik Korps Brimob turut disiagakan di dekat lokasi jalannya aksi tersebut.
Seperti diketahui Israel telah melancarkan serangan udara ke Rafah di Gaza selatan pada Minggu (26/5/2024) malam.
Serangan udara Israel menghantam lingkungan Tal al-Sultan, sekitar 2 km (1,2 mil) barat laut pusat kota Rafah.
Sejumlah warga sipil terbunuh dalam serangan udara Israel tersebut.
Baca juga: Hari Ke-195 Perang Gaza: Pemukiman Ashkelon Israel Hujan Mortir, Veto AS Pupus Negara Palestina
Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan, sebanyak 249 orang terluka.
Kemudian, puluhan orang diyakini telah terbunuh, meskipun Israel mengklaim bahwa serangan itu ditujukan ke “kompleks Hamas”.
Padahal, para saksi, organisasi bantuan, dan bukti video semuanya menunjukkan bahwa kamp pengungsi paling terkena dampak serangan tersebut.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan api berkobar di tenda-tenda yang penuh sesak yang terletak di dekat gudang UNRWA tempat persediaan bantuan disimpan.
Dilansir The Guardian, ada video-video mengerikan tentang orang-orang yang dengan panik mencari korban selamat, mayat-mayat yang terbakar, dan seorang anak yang dipenggal di reruntuhan.