Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Penyekapan di Duren Sawit Dilaporkan ke Polisi, Ini Masalahnya

Menurut keterangan para saksi dan Pelapor, MRR diduga telah menyebarkan berita hoaks kepada awak media.

Penulis: Erik S
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Korban Penyekapan di Duren Sawit Dilaporkan ke Polisi, Ini Masalahnya
Ist
Sejumlah korban, advokat dan para aktivis datangi Polres Jakarta Timur melaporkan MRR (23) dengan dugaan kasus penipuan dan penggelapan yang dialami oleh banyak korban. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah korban, advokat dan para aktivis datangi Polres Jakarta Timur melaporkan MRR (23) dengan dugaan kasus penipuan dan penggelapan yang dialami oleh banyak korban.

MRR sebelumnya membuat laporan ke Polsek Duren Sawit dengan Kasus penyekapan selama 3 bulan.

Menurut keterangan para saksi dan Pelapor, MRR diduga telah menyebarkan berita hoaks kepada awak media.




"Kasus Penyekapan dan Penyiksaan di Duren Sawit Jakarta Timur itu sangat tidak benar adanya, sangat-sangat tidak benar kami bisa buktikan. Dia membuat opini sepertinya seolah-olah dia teraniaya agar Kasus Penipuan nya aman. Oh tentu kami laporkan kasus penipuan ini yang memakan banyak Korban," ujar HRA Pelapor.

Kasus berkedok jual beli mobil bekas di wilayah Duren Sawit Jakarta timur ini sudah berlangsung sejak tahun 2022.

Sejumlah korban sudah menyetorkan uang namun mobil yang dijanjikan tidak diberikan.

Bahkan menurut informasi, ada korban lain yang sudah menerima mobil dari terlapor namun tanpa Surat BPKB, yang mana BPKB tersebut digadaikan oleh terlapor di salah satu bank penyalur kredit usaha rakyat.

BERITA TERKAIT

Namun mirisnya lagi, semua uang hasil penjualan mobil dan pencairan dari bank justru dipakai oleh terlapor untuk kepentingan pribadi seperti berfoya-foya dengan perempuan dan bermain judi.

Baca juga: Waspada Pencurian Foto di Akun Medsos untuk Penipuan Modus Wanita Open BO! Si Kembar Ini jadi Korban

HRA juga menambahkan, para korban ini telah membuat dan akan melaporkan ke pihak Kepolisian. Ada yang melapor langsung ke Polda Metro Jaya, ada yang di Polres Jakarta Timur dan juga di Polsek Cakung.

“Mereka ditipu dengan nilai antara Rp300 juta hingga miliaran,” katanya (Jumat, 12 Juli 2024).

Merespons hal tersebut, aktivis dan advokat mendukung penuh proses penyelidikan mengusut tuntas kasus penipuan dan penggelapan dengan modus jual-beli mobil.

“Kami yakin dan percaya dengan slogan Polri Presisi bahwa Polres Jakarta Timur akan mengusut tuntas kasus yang sejak lama belum terungkap ini secara objektif dan sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Untuk itu kami Aktivis HMI, Advokat , Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia , KNPI Jakarta Timur dan Aliansi Mahasiswa Jakarta akan mendampingi dan mengawal proses pelaporan oleh banyak korban dan mendukung penuh penyelidikan untuk menangkap pelaku Penipuan Jual Beli Mobil Bodong oleh pelaku MRR”.

Salah satu korban dengan inisial ADR berharap kasus tersebut dapat segera diusut tuntas agar tidak ada lagi yang menjadi korban penipuan yang dapat merugikan banyak pihak , lanjut ADR berucap “semoga uang saya bisa kembali karena akan digunakan untuk membayar kuliah yang sempat menunggak beberapa semester dan untuk kebutuhan lain yang sangat mendesak.

Menurut keterangan salah satu korban juga, Pelaku terkenal sering melakukan tindakan penipuan sejak masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama namun tidak pernah diproses secara hukum. Waktu itu kabarnya pernah ditangkap oleh Polsek Pondok Kopi, namun dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

Korban lainnya juga menuturkan bahwa pelaku sering meminjam sejumlah uang dengan alasan orang tua sakit kanker namun nyatanya uang tersebut digunakan untuk bermain judi online dan berfoya foya di Bali.

MMR juga pernah berurusan dengan pemilik rental mobil karenanya telah menjual mobil milik rental tanpa surat BPKB dan tanpa sepengetahuan pemilik. Beruntung pemilik mobil mampu melacak keberadaan mobilnya dengan GPS dan berhasil dijemput di Bintaro.

MRR tersangkut utang kepada korban pembeli yang tidak mengetahui barang mobil yang dibelinya milik salah satu rental di Daerah duren sawit Jakarta Timur.

Kuasa hukum korban dan pelapor, Suntan Satriareva, menjelaskan mereka sudah melakukan pendampingan kepada salah satu korban Penipuan dan Penggelapan yang dilakukan oleh terlapor (MRR).

"Sengaja kami laporkan juga di Polres Jakarta Timur supaya perkara ini menjadi terang benderang, sekaligus untuk mengedukasi masyarakat agar tidak terprovokasi dengan penggiringan opini yang sengaja dibuat buat oleh Terlapor. Bahwa ini bukan hanya perkara utang piutang, tapi jelas ada unsur pidananya. Kami dan teman teman aktivis terus melakukan advokasi dan berkoordinasi dengan korban-korban yang semakin hari semakin banyak menceritakan keluh kesahnya tentang terlapor,” kata dia.

Pihaknya telah mendampingi pelaporan tersebut sudah dibuat pada kamis,11 Juli 2024 dengan nomor: LP/B/2165/VII/2024/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA.

Sebelumnya, MRR (23) menjadi korban penyekapan dan penyiksaan 30 pemuda sejak bulan Maret hingga 1 Juni 2024 di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Penyekapan dan penganiayaan itu dipicu karena korban tak mampu melunasi uang pembayaran penjualan mobil yang harusnya dibagi dengan sistem 60/40 antara H dan MRR.

MRR awalnya berniat membayarkan uang hasil penjualan kepada H secara bertahap, namun H (seorang pelaku) meminta uang dibayarkan dengan bunga sehingga dari awalnya Rp100 juta menjadi Rp300 juta.

Nahas di saat MRR berupaya melakukan pembayaran utang pada Maret 2024 lalu H bersama teman-temannya justru menyekap dan melakukan penganiayaan secara bergantian.

Pelaku tidak menunjukkan rasa penyesalan saat melakukan aksinya.

Paman MRR, Yusman mengatakan para pelaku justru tertawa ketika menganiaya keponakannya secara bergantian dengan menggunakan tangan kosong dan berbagai benda secara keji.

"Mereka ketawa-ketawa, mereka senang. Foto MRR ditelanjangi dijadikan icon (meme) di akun grup mereka," kata Yusman di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (9/7/2024).

Secara bergantian para pelaku memukuli, menaburi bubuk cabai lalu membakar alat vital MRR, memukul kepala belakang korban menggunakan tabung gas ukuran 3 kilogram, dipaksa memakan kerikil.

Secara bergantian para pelaku memukuli, menaburi bubuk cabai lalu membakar alat vital MRR, memukul kepala belakang korban menggunakan tabung gas ukuran 3 kilogram, dipaksa memakan kerikil.

Akibat penyiksaan keji itu MRR kini bahkan mengalami gangguan saraf, tulang ekor bengkok, dan mengalami trauma sehingga kini membutuhkan penanganan medis lebih lanjut untuk pemulihan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas