Coretan Dinding Ibu-Anak di Bandung Barat sebelum Jadi Kerangka, Beri Pesan ke Suami jika Nikah Lagi
Berikut adalah pesan coretan di dinding selengkapnya dari ibu dan anak yang ditemukan tinggal kerangka di Bandung Barat.
Penulis: Rifqah
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Ibu dan anak yang ditemukan tinggal kerangka di Bandung Barat, Jawa Barat, meninggalkan pesan melalui coretan di dinding rumahnya yang terletak di Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/RW 15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, pada Senin (29/7/2024).
Pesan dari Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24) itu, berisi kepedihan yang mereka alami sebelum tewas beberapa tahun lalu.
Kerangka keduanya ditemukan oleh suami Iguh bernama Mudjoyo Tjandra.
Salah satu coretan tersebut, berisi tentang keinginan Iguh untuk menjadikan rumahnya sebagai masjid setelah ia meninggal.
Dalam coretan itu juga tertulis, apabila permintaannya itu tak dipenuhi oleh Mudjoyo, Igun menuding suaminya sebagai penjahat karena merebut haknya dan warga setempat.
"Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya."
Coretan lainnya lagi, yakni berisi tentang harapan Igun jika suaminya itu menikah lagi, agar tidak menyakiti istri barunya.
"Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang photo bersamamu itu. Dipajang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke 1 mu yang bernama Leony Maria Theressia."
Sementara itu, coretan pesan dari sang anak, Elia yang berisi tentang curhatannya untuk ayahnya, Mudjoyo.
Elia juga menyinggung perlakuan ayahnya itu yang memilih meninggalkan ibunya.
"Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya Tuhan yang sempurna," keterangan pada coretan.
Keterangan Polisi
Mengenai coretan di dinding itu, polisi akan menyelidiki lebih lanjut apakah ada hubungannya dengan alasan kematian ibu dan anak tersebut.
"Tulisan-tulisan tangan itu sebagai bukti penunjang, ya. Kita nanti akan mencocokkan antara bukti yang ada di dalam tembok dengan tulisan di dalam buku," ujar Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, saat ditemui di lokasi, Selasa (30/7/2024).
Tulisan-tulisan tersebut, diduga kuat curhatan atas masalah yang dialami oleh ibu dan anak itu.
Namun, pihak kepolisian belum bisa memberikan kesimpulan.
"Untuk sementara, kita tidak bisa menyimpulkan, jadi mohon waktu," tuturnya.
"Sebenarnya sudah ada dan kita bisa menyimpulkan, tapi itu tadi, kita harus tahu dulu penyebab kematian," tambahnya.
Maka dari itu, Tri mengatakan, pihaknya enggan terburu-buru untuk menyimpulkan penyebab kematian maupun memastikan tulisan-tulisan itu dibuat oleh ibu dan anak tersebut.
"Jangan sampai kita menyimpulkan sekarang, tahu-tahu ternyata penyebab kematiannya lain," ucap Tri.
Baca juga: Pesan Ibu yang Ditemukan Tinggal Kerangka: Ingin Rumah Dibangun Masjid, Curhat Suami Nikah Lagi
Terkait kematian ibu dan anak itu, kata dia, sudah ada bukti-bukti penunjang dan bukti-bukti petunjuk.
Meski demikian, Tri mengaku, pihaknya masih memerlukan bukti-bukti yang lain, lalu setelah itu baru bisa menjelaskan.
"Itu tadi saya sampaikan bahwa kita masih memerlukan bukti-bukti yang lain yaitu apa penyebab kematian dari kedua korban tersebut. Baru kita bisa menjelaskan, tapi kalau sekarang kan hanya persepsi," katanya.
Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Jabar, Kombes Pol Adang Azhar, mengatakan pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan terhadap hal yang lainnya.
Termasuk soal indikasi adanya tindak pidana dalam penemuan kerangka ibu dan anak tersebut.
"Terus yang kedua kita memeriksa tanda-tanda yang lainnya, tadi katanya apakah ada unsur ke tindak pidana atau enggak," katanya, saat ditemui di lokasi, Selasa (30/7/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
Pemeriksaan indikasi tindak pidana itu nantinya akan digabungkan dengan pemeriksaan sampel dan keterkaitan dengan bukti-bukti yang ditemukan pada kasus kematian ibu dan anak tersebut.
Namun, Adang belum bisa memastikan, kapan pemeriksaan atau identifikasi itu akan selesai karena membutuhkan waktu yang lama.
Sebab, dalam proses identifikasi ini perlu pemeriksaan penunjang yang banyak karena harus berkoordinasi dengan Puslabfor Mabes Polri dan yang lainnya.
"Kalau masalah waktu, saya tidak bisa menentukan, proses ini jangan terlalu buru-buru, apalagi menyangkut identifikasi ini harus jelas," ucap Adang.
"Jadi belum bisa dipastikan (kematian ibu dan anak) berapa tahun ini. Kita sering menemukan kalau dalam bentuk kerangka biasanya itu paling minimal enam bulan," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Permintaan Ibu yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Bandung Barat, Ingin Rumah Dibangun Masjid
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJabar.id/Rheina Sukmawati/Hilman Kamaludin)