Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lipsus: Tramadol Dijual di Pinggir Jalan Tanah Abang Bak Kacang Goreng, 'Polisi Lewat Cuek Aja'

Bak menjajakan kacang goreng, para penjual yang terdiri dari wanita dan laki-laki itu menawarkan Tramadol kepada siapapun yang lewat di sepanjang

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Lipsus: Tramadol Dijual di Pinggir Jalan Tanah Abang Bak Kacang Goreng, 'Polisi Lewat Cuek Aja'
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Sejumlah warga menjual obat keras Tramadol secara ilegal di tepi Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024).  

Namun, proses tawar-menawar itu gagal karena dia hanya menurunkan harga obat itu menjadi Rp150 ribu per strip.

Dengan gaya berbicara 'menyeret' layaknya orang mabuk, dia mengalihkan dari Tramadol dengan menawarkan obat keras yang dia sebut sejenis dengan Tramadol.

Obat itu bernama Dexa.

"Ada yang murah, cuman dia apa namanya, karungan-karungan, tanpa kemasan gitu jadi, bang. Itu namanya Dexa. Itu sudah dimasukin klip (plastik obat berwarna biru), isi 10 butir itu kena Rp150 ribu," ungkapnya.

Baca juga: Terlibat Tawuran di Sawah Besar Jakpus, ABG Berusia 16 Tahun Tewas Terkena Sabetan Senjata Tajam

Dari hasil penelusuran di Pasar Pramuka, Tribunnews menemukan dua obat dengan nama Dexa tersebut yakni Dexamethasone untuk untuk mengobati radang kulit, sendi, paru-paru, dan organ lainnya dan Alprazolam Dexa yakni obat penenang untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gangguan panik dan masuk kategori benzodiazepin.

Pria itu juga menjelaskan, Dexa memiliki efek yang sama dengan Tramadol. Bahkan, kata dia, di Pasar Pramuka pembeli lebih memilih Dexa dibandingkan Tramadol.

Setelah melewati alotnya negosiasi harga, akhirnya kesepakatan tercapai di harga Rp80 ribu per 10 butir.

BERITA TERKAIT

"Ini beli safety (aman) kan, bang," tanya pria itu dengan rasa penuh curiga untuk memastikan pembelinya bukan polisi yang menyamar.

Selanjutnya, pria itu meminta kami menunggu di belakang mesin karcis parkir yang cukup tertutup.

Sambil menunggu, Tribunnews melihat lima orang pria lainnya yang melakukan hal yang sama kepada pengunjung Pasar Pramuka.

Sesekali orang-orang itu melirik sinis ke arah awak Tribunnews yang tengah menunggu.

Setelah kurang lebih 10 menit menunggu, akhirnya pria yang pertama itu datang dari arah dalam pasar dengan dua plastik diikat di bagian depan ikat pinggangnya yang berisikan obat-obat.

Transaksi pun berjalan sembunyi-sembunyi. Tangan pria itu menjulur ke bagian paha kiri untuk memberikan obat tersebut agar tak terlihat orang lain.

"Ini barangnya," ucap pria itu.

BNN: Efek Tramadol Seperti Heroin

Deputi Rehabilitas Badan Narkotika Nasional (BNN) Diah Setia Utami juga memperingatkan bahwa Tramadol tergolong obat keras (Golongan G).

Menurutnya, obat tersebut kerap disalahgunakan khususnya di kalangan remaja.

Penggunaan Tramadol secara berlebihan bisa memberikan efek seperti heroin.

"Itu obat pereda nyeri yang kuat dan bila digunakan dalam jumlah banyak memberi efek mirip golongan opioid seperti heroin," kata Diah, dikutip dari Kompas.com.

Kendati demikian, Tramadol tidak masuk daftar larangan BNN karena bukan golongan narkotika.

Namun. karena bahaya yang mengintai, Diah menegaskan bahwa penggunaan Tramadol harus dengan resep dokter. (tribun network/abd/dod)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas