Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seorang Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Memang Anak Saya Teroris?

Mendengar itu, Melinda semakin meninggikan nada bicaranya. Dia pun mengeluarkan sumpah serapah kepada petugas tersebut.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Seorang Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Memang Anak Saya Teroris?
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Melinda, ibunda dari Vino Satriani (15) yang diduga menjadi salah satu dari 7 remaja yang ditemukan tewas mengambang di Kali Bekasi Jawa Barat, saat berdebat dengan petugas DVI Polri di RS Kramat Jati, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Melinda bersama sejumlah orang yang mencari anggota keluarga yang hilang meminta izin kepada petugas untuk melihat jenazah. 

Dia pun berbagi kisah sedikit tentang peristiwa yang menimpa anaknya pada Sabtu malam itu. 

Melinda meyakini bahwa anaknya bersama puluhan rekannnya sedang kumpul-kumpul untuk minum kopi bersama. Namun, kata dia, tiba-tiba petugas Perintis Polri datang membawa senjata laras panjang.

“Apa karena di todong senjata, namanya anak di bawah umur ketakutan. Lagi pada ngopi, tiba-tiba Tim Perintis Polri datang pakai laras panjang,” ungkap Melinda.

Hindari Bias Identifikasi

Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran (Kabid Yandokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kombes Pol Herry Wijatmoko memberi keterangan pers tentang identifikasi tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi Jawa Barat; di RS Polri, Jakarta, Senin (23/9/2024).
Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran (Kabid Yandokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kombes Pol Herry Wijatmoko memberi keterangan pers tentang identifikasi tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi Jawa Barat; di RS Polri, Jakarta, Senin (23/9/2024). (Tribunnews.com/Reynas Abdila)

Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan menjelaskan bahwa proses identifikasi masih memerlukan data dari pihak keluarga dan kerabat.

Hal itu disampaikannya saat konferens pers terkait penemuan 7 jenazah di Kali Bekasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa (24/9).

"Sehingga dalam kondisi yang sudah 1x24 jam itu kita perlu data-data lebih detail, dan itu perlu proses, waktu. Dan itulah kendala utamanya," kata Brigjen Nyoman.

Dia mengatakan identifikasi dilakukan dengan cermat agar data postmortem dan antemortem benar-benar cocok. 

BERITA REKOMENDASI

"Data-data ini harus betul-betul match, data primer dan data sekunder. Jika ada ketidaksesuaian atau belum sesuai, kita harus hati-hati. Kita mementingkan ketepatan daripada kecepatan karena identifikasi ini tidak boleh salah," jelasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas