Detik-detik Menegangkan Bocah Masuk ke Kolong Truk Tanah Berujung Amukan Warga di Tangerang
Ade mengatakan, saat itu dia bersyukur ketika melihat posisi sang anak yakni tertidur, namun dengan mata terbuka.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Acos Abdul Qodir
Warga lainnya, Ade (57), yang kala itu juga mendengar teriakan SD pun meninggalkan lapak dagangan belut dan ikan gabusnya.
Dia kaget melihat seorang bocah yang sudah berada di dekat ban truk yang cukup besar tersebut.
Ade mengatakan, saat itu dia bersyukur ketika melihat posisi sang anak yakni tertidur, namun dengan mata terbuka. Artinya, anak tersebut masih bernyawa. Namun, beberapa waktu kemudian, betapa kagetnya dia ketika melihat bagian kaki ANP yang sudah berlumuran darah.
"Alhamdulillah selamat. Cuma ini dari sini (dengkul) ke (kaki) sini mah habis, kelihatan tulang gitu," ucapnya.
Melihat ANP yang menjadi korban kecelakaan itu, hatinya pun terenyuh. Seketika ia teringat dengan sang cucu karena bisa dibilang seumuran.
Namun, inisiatif untuk menolong kala itu akhirnya dihadang oleh warga yang lain yang meminta agar menunggu dari pihak kepolisian.
"Waktu kemarin lihat Ibunya jerit, nangis, nangis," jelas Ade.
Karena sudah ramai orang saat itu, akhirnya arus lalu lintas di sekitar lokasi sudah tak terkendali. Truk tanah yang masih terparkir di tengah jalan tersebut pun jadi pelampiasan kemarahan warga.
Hal ini karena kecelakaan serupa kerap terjadi. Bahkan, disebut Ade banyak korban meninggal yang diakibatkan lalainya sopir truk tanah tersebut.
Kemarahan warga pun tak terhenti ketika truk tanah yang lain pun tiba di lokasi.
Memang, truk-truk yang mengangkut tanah urukan itu ingin menuju kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Truk-truk yang terhenti itu juga menjadi sasaran amukan warga. Kurang lebih, truk yang terparkir sampai sekitar 700 meter dari lokasi kecelakaan itu dirusak oleh warga yang mengamuk. Bahkan, ada pula truk hingga pos keamanan yang juga dibakar oleh warga.
"Itu yang dibakar, yang di dalam. Ini juga di sini mau dibakar. Cuma banyak yang melarang, karena takutnya kena bangunan," tuturnya.
Baca juga: Tangis Murid Sambut Supriyani yang Kembali ke Sekolah, Diberi Surat Bertuliskan Kita Semua Kangen
Kerusuhan itu pun berlangsung lama. Hingga matahari terbenam, warga masih terus melakukan pengrusakan terhadap truk-truk tersebut.