Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok MAS di Mata Tante dan Tetangga, Bagaimana Keseharian Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Itu?

Tetangga maupun tantenya memiliki penilaian tersendiri terhadap sosok MAS tersebut.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Sosok MAS di Mata Tante dan Tetangga, Bagaimana Keseharian Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Itu?
dok.
MAS (14) remaja yang membunuh ayah dan neneknya di Taman Bona Vista Indah, Lebakbulus, Jakarta Selatan, Sabtu, 30 November 2024. Bagaimana keseharian pelaku? 

Reza mengatakan, pada pelaku yang usianya sudah dewasa, tidak perlu menelaah terlalu dalam mengenai motif melakukan tindak pidana atau kejahatan yang dilakukan.

Pasalnya, pertanggungjawaban pidana sepenuhnya dibebankan pada diri yang bersangkutan.

Hal tersebut, menurutnya, berbeda dengan saat berbicara tentang pelaku yang masih berusia anak-anak.

Reza lantas menjelaskan, ada lima hal yang perlu ditelaah ketika memeriksa pelaku pidana yang masih anak-anak.

Baca juga: Remaja Pembunuh Sadis Ayah dan Nenek di Cilandak Berstatus Tersangka Tetapi Tidak Ditahan

“Paling tidak ada lima sistem atau lima lingkungan yang perlu ditelaah. Secara lebih spesifik, saya pribadi ketika memeriksa anak yang melakukan pidana, saya akan mengecek tentang lima hal,” tuturnya.

Pertama, Reza mengatakan, dia akan mencari tahu kemungkinan anak tersebut memiliki kondisi mental yang khusus sifatnya.

Selain itu, ia juga memeriksa adakah kemungkinan bahwa yang bersangkutan menyalahgunakan zat-zat terlarang, baik itu narkotika, psikotropika, maupun zat adiktif lainnya.

Berita Rekomendasi

“Kedua, saya juga akan mencari tahu tentang fantasi-fantasi kekerasan yang ada pada dia.”

“Bicara tentang fantasi kekerasan, berarti relevan bagi kita untuk mencoba mengidentifikasi apa saja yang dia baca, situs apa saja yang dia kunjungi, film seperti apa saja yang dia saksikan, mimpi-mimpinya seperti apa,” ungkap Reza.

Menurut Reza, itu akan membantu memahami tentang bagaimana anak ini mengekspresikan atau membangun fantasi-fantasi tentang kekerasan.

Ketiga, ia akan menganalisa pola pengekspresian amarah anak tersebut, serta bagaimana cara dia mengekspresikan amarah, apakah berbeda dengan anak-anak lain.

“Keempat, saya akan mengecek stabilitas dia di lingkungan pendidikan, apakah dia  bermasalah dengan pelajaran di sekolah, apakah dia pernah di-DO, pernah tidak naik kelas, mengalami kesulitan belajar, dan sebagainya.”

“Kelima, saya akan mencari tahu tentang relasi sosialnya, baik dengan teman sebaya, teman sekolah, tetangga, ataupun juga relasi dengan keluarga termasuk dengan orang tuanya,” jelasnya.

Penelaahan terhadap kelima hal itu tadi, diharapkan dapat menyimpulkan faktor yang paling dominan yang melatarbelakangi perilaku nakal atau jahat dalam anak tersebut.

“Kalau mengacu dari studi memang faktor yang paling dominan ada dua, yaitu relasi pertemanan atau relasi dengan keluarga atau orang tua.”

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas