Saking Bencinya dengan Sandy Permana, Nanang Gimbal sampai Jual Rumah lalu Ngontrak
Nanang sampai menjual rumahnya dan menerima untuk mengontrak di perumahan yang sama meski beda blok karena kebenciannya kepada Sandy.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara

Wira menuturkan pada saat itu, warga menggelar rapat untuk membahas pelengseran Ketua RT setempat yang diduga terlibat perselingkuhan.
Pada momen tersebut, Nanang dan Sandy turut mengikuti rapat tersebut. Wira mengungkapkan, dalam rapat tersebut, Sandy sempat adu mulut dengan istri Ketua RT.
Namun, Sandy ditegur oleh Nanang agar tidak marah-marah dalam rapat tersebut.
"Lalu tersangka menegur korban dengan kalimat 'nggak usah teriak-teriak, biasa aja'," kata Wira menirukan perkataan Nanang kepada Sandy.
Selanjutnya, Sandy pun membalas teguran Nanang sambil memelototkan matanya kepada tersangka.
"Lalu, korban memelototi tersangka dan berkata tersangka dengan kalimat 'lu bukan warga sini, nggak usah ikut-ikutan'," ujar Wira menirukan perkataan Sandy kepada Nanang.
Peristiwa tersebut, kata Wira, semakin membuat Nanang membenci Sandy.
Lalu, keesokan harinya, kebencian Nanang semakin menjadi ketika Sandy menuduhnya akan menyerangnya pada saat rapat warga.
Adapun hal itu disampaikan Sandy kepada istri Nanang, Y lewat pesan WhatsApp.
Puncaknya, Nanang pun akhirnya membunuh Sandy dengan cara menikamnya berulang kali pada Minggu (12/1/2025) sekira pukul 06.30 WIB.
Kronologi Nanang Tikam Sandy

Wira menuturkan peristiwa penikaman oleh Nanang terhadap Sandy berawal ketika korban berpapasan dan bertemu dengan tersangka.
Namun, saat bertemu tersebut, Sandy justru menatap Nanang dengan sinis serta meludahinya.
Dia mengungkapkan momen itulah yang menjadi motif Nanang sampai menikam Sandy hingga tewas.
"Untuk motif daripada pelaku atau tersangka melakukan perbuatan tersebut adalah disebabkan karena pelaku ataupun tersangka sakit hati karena merasa direndahkan oleh korban dengan cara melihat ke arah tersangka secara sinis," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.