HNW Memotivasi KAMMI Menjadi Muslim yang Utuh dan Peduli Pada Bangsa
Di hadapan aktivis Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang datang dari berbagai daerah, Wakil Ketua MPR Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid (HNW) meny
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Di hadapan aktivis Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang datang dari berbagai daerah, Wakil Ketua MPR Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid (HNW) menyampaikan keteladanan Nabi Muhammad saw.
“Banyak hal yang bisa kita pelajari dari Nabi Muhammad saw,” ujar HNW, di Jakarta, 28 November 2019.
Dikatakannya bahwa Nabi saw benar-benar sosok pribadi yang dapat dipercaya. Karena itulah Beliau saw hingga digelari “Al-amin”.
Sepanjang mada kehidupannya, Nabi saw tidak hanya menyampaikan masalah keakhiratan melainkan juga masalah keduniaan secara komprehensif.
Pada masa itu, masyarakat di Arab juga sangat plural, ada berbagai golongan dan agama yang hidup di sana. Namun, menurut Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu, Nabi saw mampu menata kehidupan dengan mengadakan perjanjian untuk hidup bersama dengan prinsip saling menghormati, menghargai, dan memegang teguh pada hukum. Naskah Perjanjian tsb dikenal dengan sebutan Piagam Madinah.
Memadukan masalah akhirat dan dunia, menurut HNW juga dilanjutkan oleh para ulama pejuang Indonesia. Mereka berasal dari berbagai ormas seperti NU, Muhammadiyah, Persis, serta organisasi lainnya.
“Mereka bergerak dalam berbagai bidang seperti pendidikan, politik, hukum, ekonomi, dan lain sebagainya,” tutur HNW dalam acara Pendidikan Kepemimpinan KAMMI yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah Jakarta tsb.
Dalam kiprahnya, para ulama pejuang tidak hanya memahami Islam secara kaffah namun juga menguasai masalah Keindonesiaan, sehingga kontribusi kepada ummat dan negara sangat monumental. Dicontohkannnya, bangsa ini pernah berjalan tidak sesuai dengan cita-cita UUD Negara RI Tahun 1945.
UUD mengamanatkan bangsa Indonesia harus berbentuk NKRI namun sebab tekanan Belanda yang ingin memecah kembali negeri ini maka negara ini berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal demikian disadari oleh ulama sekaligus politisi Muslim, Mr. Mohammad Natsir.
Untuk mengembalikan arah perjalanan sesuai dengan cita-cita konstitusi maka Natsir mengeluarkan Mosi Integral pada tahun 1950.
“Natsir ingin Indonesia kembali berbentuk NKRI,” ujar pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu. Mosi didukung oleh seluruh kekuatan politik yang ada sehingga Indonesia kembali ke bentuk NKRI, bukan lagi sebagai negara serikat.
Tidak hanya itu, berkat kepedulian para ulama NU, Indonesia juga mampu mempertahankan kemerdekaan. Dengan Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh para ulama pada tahun 1945 membuat keinginan Inggris dan Belanda yang ingin menduduki Indonesia lewat Surabaya juga berhasil digagalkan.
Kepedulian pada negara serta memahamai Islam secara kaffah yang demikianlah yang menurut HNW perlu diteladani oleh KAMMI yang sering mengumandankan slogan Muslim Negarawan. Untuk itu dirinya mendorong agar anggota KAMMI memaksimalkan potensi yang ada agar mampu menguasai agama secara utuh dan peduli pada bangsa dan negara.
“Tingkatkan intelektualitas kalian,” tegasnya. Dengan menguasai ilmu maka akan mampu menguasai masalah-masalah dengan baik.