Bamsoet: Membeli dan Menggunakan Produk Dalam Negeri Bagian dari Bela Negara
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan pentingnya setiap anak bangsa membeli dan menggunakan produk lokal karya saudara sebangsa sendiri.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan pentingnya setiap anak bangsa membeli dan menggunakan produk lokal karya saudara sebangsa sendiri dibanding menggunakan produk impor. Terlebih di tengah suasana pandemi Covid-19 seperti ini. Membeli barang produksi dalam negeri merupakan bagian dari bela negara menyelamatkan perekonomian nasional.
"Pandemi Covid-19 yang menyebabkan terhentinya kegiatan pariwisata, turut berdampak pada penjualan kerajinan tangan yang diproduksi oleh Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bali. Jika bukan dari saudara sebangsa sendiri, sulit rasanya mereka bisa bangkit. Momen pandemi Covid-19 justru menjadi perekat ikatan kebangsaan, bahwa tidak hanya di masa sulit saja, kedepannya kita juga harus mengutamakan produksi dalam negeri dibanding produksi luar negeri," ujar Bamsoet usai mengunjungi pameran IKM Bali Bangkit Tahap III 2021 bersama Gubernur Bali Wayan Koster, di Gedung Ksirarnawa Art Center, Denpasar, Bali Jumat (17/9/21).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, dalam menghasilkan produk kerajinan tangan, masyarakat Bali tidak sekadar memperhatikan desain dan kreatifitas semata. Melainkan juga sebagai media menjaga warisan budaya luhur. Karenanya, tidak heran jika setiap kerajinan tangan yang dihasilkan memiliki kesan mendalam bagi para penikmatnya.
"Pameran Bali Bangkit III berlangsung dari 15 September hingga 14 Oktober 2021. Melibatkan lebih dari 70 pelaku IKM dan UMKM se-Bali. Masyarakat yang sedang berkunjung ke Bali bisa langsung datang menyaksikan pameran ini, sehingga bisa merasakan sendiri sensasi berada di tengah kerajinan tangan masyarakat Bali yang mengagumkan," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan KADIN Indonesia ini juga mendukung langkah Presiden Joko Widodo yang sedang meningkatkan kredit nasional kepada sektor UMKM. Dari rata-rata sekitar 18 persen per tahun, menjadi 30 persen per tahun. Sehingga bisa mewujudkan inklusifitas keuangan bagi para pelaku UMKM, meningkatkan produktivitas, serta mempermudah masyarakat yang ingin menggeluti sektor UMKM.
"Para pelaku UMKM Bali bisa memanfaatkan kemudahan kredit tersebut. Termasuk untuk memperluas potensi pasar agar tidak hanya di Indonesia saja, melainkan juga bisa mendunia. Mengingat di tengah kemajuan teknologi informasi dan penetrasi internet yang semakin menguat, turut mempermudah pelaku UMKM memasarkan produknya secara digital. Baik melalui media sosial, website, maupun berbagai platform e-commerce lainnya," pungkas Bamsoet. (*)