Wiranto: Masalah Kedaulatan Negara kok Hitung Untung-Rugi
Wiranto kecewa atas pidato Presiden SBY yang terlalu menghitung secara ekonomis dalam menyikapi perlakuan Malaysia terhadap Indonesia.
Penulis: Alie Usman
Editor: Juang Naibaho
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto, mengungkapkan rasa kecewa dan penyesalannya atas pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terlalu mempertimbangkan hitungan secara ekonomis dalam menyikapi perlakuan Malaysia terhadap Indonesia. Wiranto menilai, sikap lunak SBY terhadap Malaysia lantaran khawatir sisi ekonomi Indonesia semakin lemah, tidak pada tempatnya.
Menurutnya, SBY menganggap enteng kedaulatan ketimbang kehilangan lahan bisnis dengan Malaysia. "Kami sangat sesalkan kenapa masalah ini dipikir dengan untung rugi secara ekonomi. Harga diri bangsa serta kedaulatan tidak bisa diukur dengan uang dan ekonomi. Ini bukan lantaran faktor emosi. Tapi harus lebih lebih tegas dalam menjaga integritas bangsa," ujar Wiranto saat menggelar buka puasa bersama di DPP Hanura, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Jumat (3/9/2010).
Menurut Wiranto, seharusnya Presiden bersikap lebih keras terhadap Malaysia. Sebetulnya, setelah Indonesia mendapat perlakuan yang tidak pantas selama ini, Presiden bisa lebih keras dalam bersikap. Tidak lantas merendah dan melunak hanya lantaran itung-itungan ekonomi semata.
"Kalau kita bicara soal kedaulatan berarti soal kebanggan atau harga diri bangsa. Itu perlu kita jaga dengan penuh pengorbanan. Kedaulatan nasional harus dijaga karena di konstitusi disebutkan bahwa tumpah darah Indonesia harus dijaga secara total," ujarnya.
Wiranto mencontohkan, para pendiri bangsa dahulu telah berkorban dengan membakar rumah dan harta benda pada peristiwa Bandung Lautan Api dan perang di Surabaya. Kedaulatan Indonesia diusik oleh agresi Belanda waktu itu.
"Ironis bila Presiden lebih memilih sisi ekonomi tetap berjalan ketimbang mengangkat martabat bangsa yang sudah diinjak-injak seperti itu," ucapnya.(*)