Hikmahanto Juwana: Pidato SBY Hanya Pepesan Kosong
Guru Besar Hukum Internasional di UI, Keiko University, dan University of Nottingham, menilai pidato Presiden SBY tak ubahnya pepesan kosong.
Penulis: Iwan Taunuzi
Editor: Juang Naibaho
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional di Universitas Indonesia, Keiko University, dan University of Nottingham, Hikmahanto Juwana, menilai pidato Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang memanasnya hubungan Indonesia-Malaysia beberapa waktu lalu, tak ubahnya pepesan kosong. Betapa tidak, tidak ada satupun pidato SBY yang berpihak kepada rakyat Indonesia.
"Saya termasuk orang yang kecewa dengan pidato SBY. Pidato itu justru berpihak kepada Malaysia dan itu adalah pepesan kosong," kata Hikmahanto Juwono pada acara Dialog Aktivis Muda Indonesia "Nasionalisme dan Kedaulatan Negara di Ujung Tanduk" pembelajaran dari potensi konflik perbatasan Indonesia-Malaysia di Ballroom Hotel Nikko, Jakarta, Minggu (5/9/2010).
Ia mengatakan, bila dicermati pidato SBY sangat berpihak kepada Malaysia dengan mengatakan sekitar 2 juta tenaga kerja Indonesia berada di Malaysia, investasi Malaysia di Indonesia, dan jumlah pelajar Indonesia yang besar di Malaysia.
"Seharusnya SBY membuka pidatonya dengan mengatakan bahwa sebenarnya Malaysia sangat bergantung pada tenaga kerja Indonesia," tandasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, adanya investasi besar-besaran karena Malaysia sesungguhnya mempunyai kepentingan di Indonesia. Investasi dan keberadaan pelajar Indonesia di Negeri Jiran tersebut sangat menguntungkan Malaysia.
"Seharusnya kita harus mengatakan, Anda (Malaysia) yang membutuhkan orang kita. Saya sayangkan Presiden berkata seperti itu, seolah kita bergantung pada Malaysia," tegasnya.(*)