Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konflik Tak Pengaruhi Hubungan Babel dengan Malaysia

Ketegangan hubungan pemerintah Indonesia dengan Malaysia tak mempengaruhi hubungan Provinsi Bangka Belitung dengan Malaysia.

Editor: Juang Naibaho
zoom-in Konflik Tak Pengaruhi Hubungan Babel dengan Malaysia
TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA
Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera) melakukan aksi bakar bendera Malaysia di Sekretariat Bendera, Jalan Diponegoro Jakarta, Selasa (17/8/2010). Pembakaran bendera Malaysia sebagai bentuk protes keras terhadap negeri Jiran Malaysia yang melakukan pengkapan terhadap tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia. 
Laporan Wartawan Bangka Pos, Gilang

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG - Ketegangan hubungan yang terjadi antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia ternyata tak mempengaruhi hubungan Provinsi Bangka Belitung dengan Malaysia. Galeri Malaka yang baru saja diresmikan dalam acara DMDI, hingga saat ini masih berjalan dengan baik.

"Kalau tentang Galeri Malaka tidak terjadi masalah, hubungan antara Malaka dengan Babel terjalin dengan baik. Saya beberapa hari lalu baru pergi ke Malaka uhntuk menghadiri acara MTQ tingkat nasional DMDI, tidak ada permasalahan. Saya disambut baik di sana," ujar Wakil Gubernur Babel Syamsuddin Basari di ruangannya.

Dijelaskan Syam, dalam pidato Ketua DMDI Datok Seri Haji Mohd Ali bin Mohd Rustam memang pernah menyinggung masalah antara Indonesia dan Malaysia. Namun, ia mengatakan maslah tersebut agar supaya diselesaikan secara kekeluargaan.

"Datok Mohd Ali tidak mempermasalahkan dengan kita, ia hanya mengimbau agar masalah Indonesia dan Malaysia diselesaikan dengan kekeluargaan," ucapnya.

Sebenarnya menurut Syamsuddin permasalahan antara dua negara ini adlah masalah kecil, tapi dibesarbesarkan. Dalam hal ini pemerintah seharusnya pemerintah pusat harus meredam permasalah ini dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat yang sejelasjelasnya tetapi harus masuk akal.

"Sebenarnya pencurian ikan seperti itu sudah biasa dilakukan oleh negara luar. Memang untuk menentukan batas laut agak sulit dari batas darat, batas darat saja bisa dipindahkan patokannya seperti di Kalimantan, apalagi di laut," jelasnya.

Begitu juga yang disampaikan oleh Erwin, mahasiswa asal Indonesia yang menempuh S3 di Universitas Malaya. Saat terjadi konflik antara Indonesia dan Malaysia, Erwin bersama pelajar Indonesia lainnya tetap mendapatkan perlakukan yang baik.

Berita Rekomendasi

"Kalau mengenai kasus perairan laut kita baru-baru ini, saya sedang tidak berada di Malaysia. Tapi kemarin saat terjadi kasus Ambalat, Tari Pendet, dan Manohara, saya ada di Malaysia. Namun kami sebagai pelajar aman-aman saja," ungkapnya.

Erwin menuturkan, di lingkungan kampusnya adem ayem saja karena media massa Malaysia pun tidak menggembor-gemborkan masalah tersebut. "Memang ada lah sedikit perbincangan teman- teman yang menyinggung tentang Ganyang Malaysia, tapi itu mereka tanggapi sambil bercanda, tidak ada sedikitpun terkesan ada perselisihan," ucapnya.

Bahkan, kata Erwin, di Malaysia tidak pernah terjadi demonstrasi, karena hal tersebut dilarang oleh pemerintah Malaysia.(*)

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas