Adik Sultan: Saya Mundur Tidak Mau Jadi Anak Durhaka
Pukul 10.25 WIB, Kamis (9/12/2012) GBPH Prabukusumo tiba di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat DIY
Editor: Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA – Pukul 10.25 WIB, Kamis (9/12/2012) GBPH Prabukusumo tiba di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Daerah Istimewa Jogjakarta (DIY). Siang itu, ia secara resmi mengundurkan diri sebagai Ketua DPD sekaligus dari keanggotaan partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
“Saya tidak mau menjadi anak yang durhaka. Sejarah keistimewaan Yogyakarta ini sudah ada sejak zaman ayah saya (Sri Sultan Hamengkubuwono IX, red),” ujar adik Sultan Hamengkubowono X, seusai bertemu dengan pengurus Partai Demokrat lain, di dalam gedung jalan Kolonel Sugiyono 89, Mergangsan, Jogja.
Prabukusumo yang pagi tadi datang dengan mobil Isuzu Panther hitam bernomor polisi AB 7263 N itu mengaku kecewa. Betapa tidak, Partai yang dibelanya sejak 2005 itu, ternyata menjadi penyokong utama upaya memangkas kekuasaan Sultan di Jogja.
“Ini murni bentuk keprihatinan saya pada Demokrat yang tidak melihat Jogja melalui hati nurani,” imbuh Prabu.
Di dalam ruangan itu. Laki-laki yang siang tadi mengenakan baju batik tersebut tidak banyak berbicara. Dia langsung menghampiri beberapa sesepuh Partai Demokrat DIY dan menyerahkan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang ia pegang sejak 2005.
Selain itu, laki-laki berkumis itu juga menyerahkan surat pengunduran diri baik sebagai anggota maupun sebagai ketua DPD Partai Demokrat DIY.
Para sesepuh yang hadir dalam kesempatan itu antara lain Penasihat DPD Partai Demokrat DIY, Harsodiningrat, Ketua Majelis Pertimbangan Daerah Partai Demokrat, Sukardi, dan anggota Majelis Pertimbangan Partai Demokrat, Djoko Suwindi.
Selain Prabukusumo, ada dua pengurus DPD Partai Demokrat yang ikut mengundurkan diri. Mereka masing-masing Faraz Umaya, Wakil Ketua Bidang IX Sosial dan Bencana, R Lulu D Budiharjo, Sekertarisnya.
“Saya murni mengundurkan diri bukan atas ajakan Prabukusumo. Melain karena saya sudah tidak sependapat dengan partai,” kata Faraz. (*)