Hemas Hargai Keputusan Prabukusumo Tinggalkan Demokrat
"Saya sangat hargai dan saya kira itu sudah dipikirkan oleh adik Sultan. Beliau sudah melihatnya sendiri," kata Hemas
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Juang Naibaho
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pro-kontra Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan Yogyakarta, terutama dalam penentuan gubernur DI Yogyakarta, berdampak politis.
Adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, Prabukusumo memilih mundur dari Partai Demokrat. Hal itu merupakan cerminan bahwa Prabukusumo masih memilih Yogyakarta daripada partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Menyikapi sikap Prabukusumo, Gusti Kanjeng Ratu Hemas menyatakan itu adalah hak pribadi. "Saya sangat hargai dan saya kira itu sudah dipikirkan oleh adik Sultan. Itu waktu yang sangat tepat karena memang beliau sudah melihatnya sendiri," kata Hemas di ruang pimpinan DPD RI, Komplek Senayan Jakarta, Kamis (9/12/2010).
Ia menjelaskan bahwa apa yang diputuskan adik Sultan tersebut, menjadi tanggung jawabnya sendiri. Keputusannya tidak ada intervensi dari siapa pun termasuk Sultan. "Tidak ada pembicaraan tentang hal itu," ucapnya.
Istri Sri Sultan HB X itu menjelaskan bahwa masyarakat di Yogyakarta sebenarnya masih mempercayakan semuanya kepada Sultan terkait penentuan gubernur apakah dipilih atau ditetapkan.
"Apapun pilihan Sultan itu fine-fine (baik-baik) saja kok. Yang tidak fine itu yang di sini (DPR)," kata Hemas.(*)