Jenderal (purn) Tyasno Sindir SBY tak Paham Demokrasi Pancasila
Jenderal (purn) Tyasno Sudarto mengaku kecewa dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yodoyono (SBY), terkait keistimewaan Jogjakarta
Editor: Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEW.COM, JOGJAKARTA – Jenderal (purn) Tyasno Sudarto mengaku kecewa dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yodoyono (SBY), terkait keistimewaan Jogjakarta. Bahkan, mantan Kasad itu sempat mempertanyakan pemahaman SBY tentang demokrasi Pancasila.
“Saya kecewa pernyataan soal demokrasi itu muncul dari presiden. Siapa bilang kalau demokrasi itu harus pemilihan?. Dengan begitu, apakah layak seorang tidak berjiwa Pancasila, memimpin negara yang berdasar Pancasila?” sindir Tyasno pada SBY saat ditemui di kantor penerbit Galang Press, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta, Jumat (10/12).
Seakan ingin mengajari SBY, Ketua Dewan Harian Nasional 45 ini menyatakan, bila demokrasi Pancasila sudah berjalan beaik di Jogja. “Kalau masyarakat Yogya mufakat Sultan menjadi gubernur, itu sudah demokrasi. Siapa yang bilang demokrasi itu harus pemilihan?” katanya.
Menurutnya, Rancangan Undang-undang Keistimewaan (RUUK) yang diajukan pemerintahan SBY pada DPR RI, mendandakan telah terjadi pergeseran pemikiran SBY soal demokrasi. “Sistem liberal itu rupanya menjadi pola pikir Presiden SBY,” tegasnya.
Karena itu, lanjut Tyasno, soal RUUK ini hanyalah riak kecil dari skenerio besar yang sedang dimainkan pihak-pihak tertentu. Sayangnya, dia enggan menyebutkan, siapa pihak yang ingin bermain-main dengan Negara Kesatuan republic Indonesia (NKRI) itu . “Ini cuma riak di hulu. Masih ada gelombang di hilir,” katanya tanpa mau mengurai lebih lanjut. (*)