Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gamawan: Saya Tidak Takut Direshuffle

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi tidak takut bila dirinya direshuffle dari Kabinet Indonesia Bersatu jilid II meskipun dirinya sudah

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Gamawan: Saya Tidak Takut Direshuffle
tribunnews.com/budi prasetyo
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi 
Laporan Wartawan Tribunnews.com: Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi tidak takut bila dirinya direshuffle dari Kabinet Indonesia Bersatu jilid II meskipun dirinya sudah membuat preseden buruk di hadapan anggota DPR RI dalam rapat paripurna.

Menurutnya selama ini dirinya tidak pernah memikirkan soal reshuffle, "Mau kapan pun direshuflle saya siap, tidak pernah saya takut dengan reshuflle itu. Tolong catat itu," kata Gamawan saat ditemui seusai mengikuti sidang Paripurna DPR RI di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Kamis (16/12/2010).

Dirinya tidak mau mengemis atas jabatan menteri yang saat ini diembannya. "Dikira saya mengemis. Saya masih punya harga diri," imbuhnya.

Gamawan menjelaskan bahwa sebenarnya dalam rapat paripurna hari ini, dirinya hanya ingin mengklkarifikasi, karena selama ini banyak yang mengatakan pemerintah salah.

"Kita diam salah juga. Kita bicara salah juga, menjelaskan salah juga. Saya ingin jelaskan, tapi wartawan tidak mencatat semuanya, bagaimana keistimewaan Yogyakarta," jelasnya.

Ditengah emosinya yang belum habis, Gamawan, tetap ingin kata-katanya di dengar untuk meluruskan persepsi masyarakat yang negatif kepadanya karena dianggap terlalu banyak berbicara.

"Ingin saya jelaskan bahwa saya tidak boleh bicara, saya tegaskan saya harus bicara, saya mendagri, saya ditugaskan mengurus ini. Kenapa tidak boleh bicara," ujarnya.

Lanjutnya, ia menjelaskan berapa persen masyarakat Indonesia yang paham RUU Keistimewaan Yogyakarta. Ia ingin mensosialisasikan semuanya agar masyarakat tahu

"Dalam pembuatan Undang-undang, itu disosialisasikan agar masyarakat tahu. Bukan hanya masyarakat Yogyakarta. Suara Yogyakarta kita dengar, suara demo juga kita dengar, tapi suara lain juga kita dengar," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas