Habibie, Mega dan SBY Saling Melengkapi Pancasila
TRIBUNNEWS.COM Pidato kebangsaan memperingati kelahiran Pancasila 1 Juni sebagai dasar negara yang disampaikan tiga presiden Indonesia, BJ
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pidato kebangsaan memperingati kelahiran Pancasila 1 Juni sebagai dasar negara yang disampaikan tiga presiden Indonesia, BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri dan SBY, saling melengkapi. Pidato yang disampaikan ketiga tokoh nasional bangsa ini, tidak kemudian untuk dibanding-bandingkan karena sesuai dengan term of
refference (TOR) yang diminta oleh pimpinan MPR.
"Ketiga pidato itu saling melengkapi satu sama lainnya dalam melihat sejarah perjalanan Pancasila, dan tak bisa dibanding-bandingkan," ujar Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto kepada wartawan di Gedung MPR/DPR, Rabu (01/06/2011).
Hasto kemudian bercerita, saat pimpanan MPR beraudiensi kepada ketiga tokoh nasional, termasuk kepada Megawati, pimpinan MPR sudah menyiapkan TOR dalam pidato. Pimpinan MPR, katanya lagi, pada 9 Mei kemarin, mendatangi kediaman Presiden ke lima Megawati Soekarno Putri antara lain, Taufik Kiemas selaku ketua, Melani Leimena Suharli, Hajriyanto Tohari serta Ahmad Farhan Hamid.
"Pak Hajriyanto menjelaskan, tujuan kedatangan saat itu mengundang Ibu Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden RI yang ke-5 agar hadir dan menyampaikan pidato dalam peringatan pidato 1 Juni Bung Karno tentang Pancasila dalam kapasitasnya sebagai putri Bung Karno. Sementara Pak Habibie TOR-nya bagaimana Pancasila di masa transisi, Pak SBY
dalam perspektif tantangan Pancasila di masa sekarang dan dimasa mendatang," katanya.
"Pidato Ibu Megawati, Pak Habibie dan Pak SBY tentunya menjawab sesuai TOR yang diinginkan. Ketiga pidato tadi satu alur, dan satu tarikan nafas tentang Pancasila. Intisari
Pancasila dijiwai sewaktu dibahas saat persiapan kemerdekaan hingga ke depan. Berbicara Pancasila dengan perspektif berbeda," Hasto menegaskan.
Dalam pidatonya, Presiden SBY bahkan secara terbuka memuji pidato Megawati. SBY sependapat, berbicara Pancasila, tidak mungkin tidak harus berbicara Bung Karno.
Sebelumnya, dalam pidatonya Megawati Soekarnoputri mengingatkan, Pancasila tidak bisa tidak mesti berbicara tentang Bung Karno. "Bukan karena beliau bapak saya, tetapi justru sebagai penggali Pancasila dan sekaligus sebagai Proklamator bangsa," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.