Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senjata Pembunuh Polisi Dirakit 75 Meter dari Lokasi Kejadian

Agar tidak dicurigai, mereka tidak membawa utuh senjata api yang dipergunakan untuk menembak tiga anggota polisi tersebut.

Penulis: Vanroy Pakpahan
Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Senjata Pembunuh Polisi Dirakit 75 Meter dari Lokasi Kejadian
TRIBUNNEWS.COM/YOGI GUSTAMAN
Densus 88 Antiteror memasuki rumah pria terduga teroris berinisial D, di Jalan Suratno, RT 01 RW 01 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Kejaksan, Cirebon, Jawa Barat. Minggu (24/4/2011) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vanroy Pakpahan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok teroris penembak tiga anggota satuan pengamanan objek vital Polda Sulawesi Tengah di pos penjagaan depan Bank Central Asia (BCA) cabang Palu, Rabu (25/5/2011) silam ternyata lihai menyembunyikan keberadaan dan rencana mereka. Agar tidak dicurigai, mereka tidak membawa utuh senjata api yang dipergunakan untuk menembak tiga anggota polisi tersebut.

Menurut Kabag Penum Humas Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar, senjata itu, baru dirakit mereka 75 meter dari BCA. Senjata, dirakit di sebuah kolong jembatan.

"Senjata itu dirakitnya di lokasi 75 meter dari tempat kejadian perkara, di kolong jembatan. Jadi dia nggak bawa utuh, diurai," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (5/6).

Kantor BCA cabang Palu dipilih sebagai lokasi perampasan senjata api milik anggota kepolisian, lantaran dinilai paling mudah. "Dipilih BCA karena dianggap paling mudah. Tujuannya adalah senjata api dan kebetulan yang punya polisi, jadi polisi yang kena sasaran," ujarnya.

Seperti diberitakan, keempat teroris itu kini sudah dibekuk. Dua diantara mereka yakni Aryanto dan Rafli, tertangkap hidup-hidup, sedangkan dua lainnya yakni Fauzan dan Dayat, tertembak mati.

Setelah melakukan aksi, ungkap Boy, Arianto dan Rafli lari ke arah Donggala, sedangkan Fauzan serta Dayat melarikan diri ke arah Pesisir Selatan (menuju Poso).

Berita Rekomendasi

Aryanto dan Rafli tertangkap di perbatasan Palu dan Donggala. Sementara itu Fauzan dan Dayat tewas dalam baku tembak dengan petugas kepolisian di hutan sekitar 70 meter dari tempat mereka meninggalkan sepeda motor di pinggir jalan.

Lokasi Fauzan dan Dayat terlacak berkat laporan seorang warga berinisial PN. "Dia juga ikut bantu di lapangan," imbuh Boy.

Ariyanto dan Dayat berperan sebagai eksekutor penembak dua polisi. Jika Ariyanto menembaki polisi dengan menggunakan M-16, maka Dayat mengunakan senjata api laras panjang. Rafli berperan sebagai pengendara sepeda motor yang ditumpangi Aryanto dan ikut survey bersama tersangka lainnya, sedangkan Fauzan alias Charles pendera sepeda motor yang ditumpangi oleh Dayat dan menyediakan rumah untuk ditinggali para pelaku dan mengatur strategi
yang akan digunakan dalam pelaksanaan aksi mereka. Keempat pelaku, juga berperan sebagai surveyor BCA Palu.

Saat ini polisi tengah memburu tiga orang lain yang diduga terlibat merencanakan aksi tersebut. Ketiga orang itu adalah S alias AW, B alias O, dan N alias PE.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas