Komite Etik Pastikan Minta Keterangan Semua Pimpinan KPK
Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan meminta keterangan semua pimpinan KPK tanpa terkecuali
Penulis: Vanroy Pakpahan
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan meminta keterangan semua pimpinan KPK tanpa terkecuali untuk mencari tahu kemungkinan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan dalam menangani kasus suap pembangunan Wisma Atlet. Pimpinan yang akan dimintai keterangan pun termasuk Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto.
Bibit sendiri sejauh ini relatif bersih dari tudingan dan atau pemberitaan miring penanganan kasus suap pembangunan Wisma Atlet. "Ini supaya nggak ada yang merasa kenapa saya saya saja yang diperiksa, kenapa dia nggak," ujar anggota Komite Etik Said Zainal Abidin saat dihubungi, Minggu (31/7/2011) mengungkap alasan mengapa semua pimpinan akan dimintai keterangannya oleh Komite.
Selain semua pimpinan, kata Said, Komite juga akan memintai keterangan dari pihak-pihak yang namanya disebut oleh M Nazaruddin dalam "nyanyiannya", seperti Sekjen KPK Bambang Proptono Sunu.
Keputusan memintai keterangan mereka, dipastikan Said, bukan lantaran Wakil Ketua KPK bidang pencegahan M Jasin meminta Komite melakukannya. Bukan juga, lanjut Said, lantaran mereka disebut-sebut Nazaruddin dalam nyanyiannya. "Kesannya nanti kita menuruti titah Nazaruddin lagi," ucapnya beralasan.
Sebelumnya diberitakan Wakil Ketua KPK bidang pencegahan M Jasin mengaku siap diperiksa Komite Etik KPK. Namun dia meminta Komite Etik juga memeriksa nama-nama lain yang disebut M Nazaruddin "bermain" dalam kasus suap pembangunan Wisma Atlet.
"Kalau dasar pemeriksaan komite Etik hanya didasarkan oleh siapa yang pernah disebut dalam nyanyian Nazaruddin, dan siapa yang pernah ketemu dengan Nazaruddin maka komite etik yang ketuanya pak Abdullah Hehamahua harus fair atau tidak tebang pilih karena yg disebut Nazaruddin, juga termasuk pak Busyro Muqoddas. Dia harus juga diperiksa," ujarnya melalui pesan singkat, Selasa (26/7/2011).
"Yang pernah ketemu Nazaruddin adalah pak Chandra Hamzah, Haryono Umar, Johan Budi, Bambang Proptono Sunu (sekjen KPK), Ade Raharja. Apapun motif pertemuannya walau tidak suap, maka menurut saya orang-orang itu harus diperiksa juga," imbuhnya.