Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komite Etik KPK Dengarkan Nyanyian Nazaruddin Senin Depan

Nazaruddin, kata Abdullah, akan dimintai klarifikasinya atas nyanyian yang didendangkannya selama dalam pelarian

Penulis: Vanroy Pakpahan
Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Komite Etik KPK Dengarkan Nyanyian Nazaruddin Senin Depan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Komite Etik KPK yang terdiri dari Sjahrudin Rasul, Abdullah Hehamahua, Bibit Samad Rianto, Zaid Zainal Abidin, Nono Anwar Makarim, Marjono Reksodiputro, dan Syafii Maarif (kiri ke kanan), saat jumpa pers di kantor KPK, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/2011). Komite Etik KPK membahas mekanisme, tata cara dan jadwal, serta teknis perolehan data. Rapat ini sekaligus akan menentukan siapa saja yang akan dimintai keterangan, termasuk Pimpinan KPK. (tribunnews/herudin) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Etik KPK akan memintai keterangan M Nazaruddin, Senin (22/8/2011). Kepastian pemeriksaan Nazaruddin itu, dilontarkan oleh Ketua Komite Etik, Abdullah Hehahamua.

"Nazaruddin akan kita panggil Senin (22/8/2011) pekan depan. Tapi lihat nanti, dia diperiksa penyidik atau nggak di hari itu," ujarnya saat dihubungi, Rabu (17/8/2011).

Nazaruddin, kata Abdullah, akan dimintai klarifikasinya atas "nyanyian" yang didendangkannya selama dalam pelarian. Selain Nazaruddin, Pada hari yang sama, Senin (22/8), Komite Etik juga akan memeriksa Wakil Sekjen Demokrat Saan Mustofa.

Saan dimintai keterangannya lantaran disebut Nazaruddin ikut menemani dirinya menemui Wakil Ketua KPK bidang penindakan, Chandra M Hamzah dan mantan Deputi Penindakan KPK, Ade Rahardja, di sebuah restoran Jepang di kawasan Casablanca.

Sebelumnya, Selasa (16/8/2011) kemarin, Komite sudah memintai keterangan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum terkait tudingan Nazaruddin yang menyebutnya terlibat pertemuan yang berujung kesepakatan politik dengan Chandra dan Ade Rahardja dalam penanganan kasus suap pembangunan Wisma Atlet.

Menurut Abdullah, kepada Komite, Anas mengakui pernah bertemu dengan Chandra. “Tapi pertemuan itu terjadi pada tahun 2007 dan hanya sekali, setelah itu tidak pernah lagi,” katanya. Namun, lanjut Abdullar, Anas membantah terlibat kesepakatan politik dengan Chandra dan Ade dalam penanganan kasus suap Sesmenpora.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas