Dampak Positif-Negatif Kunjungan Anwar Ibrahim ke Indonesia
Kunjungan Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Indonesia dapat dimanfatkan lawan politik guna menjatuhkan kredibilitas
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kunjungan Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Indonesia dapat dimanfatkan lawan politik guna menjatuhkan kredibilitas. Anwar diketahui kembali terjun ke dunia politik setelah dibebaskan dari jeratan hukum atas tuduhan sodomi.
Hal itu menjadi satu di antara dampak negatif dari kunjungan Anwar ke Indonesia seperti diutarakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat Pidato Kebudayaan Anwar Ibrahim di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (31/1/2012).
"Ada positifnya dan negatifnya. Beliau bisa dieksploitasi oleh lawan-lawan politik beliau, artinya ada tokoh gerakan oposisi lebih dekat dengan Indonesia dan di bawah pengaruh Indonesia," ujar Din
Din mengatakan kedatangannya ke Indonesia pada tingkat tertentu dapat membawa kesan kurang baik bagi Anwar Ibrahim dan Indonesia.
"Karena kedatangannya sudah berkali-kali, beberapa waktu lalu bertemu dengan ormas Islam," tukasnya.
Sebelumnya, Anwar Ibrahim optimis bisa meraih suara untuk memenangkan pemilu Malaysia yang akan digelar tahun ini. Ia hanya berharap pemilu kali ini berlangsung secara bebas dan adil.
"InsyaAllah ada lonjakan (suara). Kita masih yakin dengan tahap pemikiran rakyat. Rakyat tidak dapat diperbodohkan. Saya masih yakin soalnya yang kita tekanlan pemilu bebas dan adil," kata Anwar usai acara sarasehan di Kampus ITB Jalan Ganeca, Senin (30/1/2012).
Menurutnya, pada pemilu 2008 pihaknya sempat memenangkan suara di sejumlah wilayah seperti di tanah melayu, Sabah dan Serawak. Kali ini perolehan suara diharapkan bisa didapat di daerah-daerah pegunungan.
Anwar Ibrahim adalah mantan wakil perdana menteri Malaysia yang dituding melakukan tindakan sodomi. Namun Anwar divonis bebas oleh majelis hakim Pengadilan Malaysia, pada 9 Januari 2012. Anwar dituding melakukan perbuatan tersebut kepada pria bekas ajudannya. Majelis hakim yang dipimpin Zabidin Mohamad Diah menyatakan tuduhan sodomi yang dialamatkan kepada Anwar tidak terbukti. Bebasnya Anwar menjadi angin segar bagi kesempatan untuk ikut kembali dalam Pemilu Malaysia 2012.