Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demi Solidaritas, Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi

Mulai hari ini hingga 27 Juli mendatang

zoom-in Demi Solidaritas, Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Pekerja di tempat pembuatan tahu, membereskan alat-alat produksi, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2012). Para produsen tahu yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha dan Pengrajin Tahu-tempe Indonesia (Hipertindo) akan melakukan aksi mogok produksi mulai tanggal 25 sampai 27 Juli 2012, sebagai respon dari melonjaknya harga kedelai impor selama 6 bulan berturut-turut, sejak Februari hingga Juli 2012. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan Rini Ayuningtias

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai hari ini hingga 27 Juli mendatang,
perajin tempe tahu yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen
Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mogok produksi.

"Demi solidaritas terhadap sesama perajin (Gakoptindo), saya nggak
produksi tahu selama tiga hari ke depan. Semoga hal ini mendapat
perhatian pemerintah." ujar perajin tahu Asep (45), saat ditemui di
daerah rumahnya Bojong Indah, Pondok Kelapa, Jakarta, (Rabu, 25/7/2012).

Karena aksi mogok ini pun, Asep meliburkan dua orang karyawannya. Ia
mengaku biasanya hampir setiap hari produksi, "Karena produksi
(tahu)nya hanya 150 kg/hari, kami kerja mulai jam tujuh pagi sampai
jam empat sore." Asep menjelaskan.

Selain Asep, ada pula perajin tempe bernama Dewi (37) yang juga mogok
produksi dengan alasan serupa. "Biar sama-sama ngerasain nggak dapet
untung karena harga kedelai naik. Kompakan, seluruh Indonesia, perajin
tempe tahunya nggak mau produksi." ungkapnya.

Dewi juga berharap harga kedelai ke depannya akan kembali stabil.
"Kalau nggak turun-turun juga dalam waktu dekat ini, terpaksa ganti
harga, mungkin naikin sekitar seribu sampai dua ribu perpotongnya."
tutup Dewi.

Bersama suaminya, Nurakhim (40), Dewi biasa memproduksi tempe sebanyak
50 kg/hari.

Berita Rekomendasi

Berdasarkan penuturan Dewi pula, harga kedelai yang semula hanya Rp.
500 ribu/kwintal, kini menjadi Rp. 800 ribu/kwintal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas