Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Bisa Temui SBY Pukul 15.30 - 17.30

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menggelar open house di Istana Negara, Minggu (19/8/2012 )mulai pukul 09.00 WIB.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Warga Bisa Temui SBY Pukul 15.30 - 17.30
TRIBUNNEWS.COM/SRIHANDRIATMO MALAU
Presiden SBY 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menggelar open house di Istana Negara, Minggu (19/8/2012 )mulai pukul 09.00 WIB.

Berdasarkan agenda dari Biro Pers Istana, open house akan dimulai pukul 09.00 -  09.30 WIB khusus untuk Keluarga Inti beserta Ibu Negara, Ani Yudhoyono dan Perangkat Kepresidenan Inti.

Sedangkan pada pukul 09.30 - 09.45 WIB akan dilangsungkan open House untuk Wakil presiden beserta Ibu Herawati Boediono dan Putra-Putri.

Sementara pada 10.00 - 12.00, agenda open house untuk para Pimpinan Lembaga Negara, Dubes/Corps Diplomatic, Menteri/setingkat, Panglima TNI, Kapolri, Anggota Lembaga Negara, Mantan Menteri, Gubernur, Ka. LPNK, Pejabat TNI dan polri.

Agenda terakhir open house, akan digelar 15.30-17.30 WIB, untuk Masyarakat Umum.

Sebelumnya, Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) merilis anggaran yang akan dipakai saat Presiden SBY open house pada Hari Raya Idul Fitri 1433H adalah sebesar Rp 1,5 miliar.

Uchok Sky Khadafi Kordinator Investigasi Dan Advokasi FITRA mengungkapkan awalnya anggaran yang ditawarkan kementerian Sekretariat Negara dalam bentuk HPS (Harga Prakiraan Sementara) Kepada Kontraktor sebesar Rp1.618.504.500.

BERITA TERKAIT

Berdasarkan hasil Pemantauan, FITRA menyebutkan HPS Pekerjaan Pengadaan Jamuan Bagi Presiden dan Keluarga Serta Para Menteri, Pejabat Tinggi Negara dan Korps Diplomatik Dalam Rangka Acara Silaturahmi Presiden Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1433H  sebesar Rp606.150.000.

Menurut Uchok, lelang ini tidak jelas siapa pemenang, tidak jelas juga nilai penawaran perusahaan pemenang tendernya. Namun, proses lelang ini sudah selesai dilakukan.

"Dan demi untuk proses perhitungan, maka saya tetap mencantunkan angka sebesar Rp606 juta," sebutnya dalam siaran persnya kepada Tribun, Jakarta, Sabtu (18/8/2012).

Sedangkan HPS Pengadaan Jamuan Bagi Pejabat dan Karyawan Sekretariat Presiden Dalam Rangka Acara Silaturahmi Presiden Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1433H sebesar Rp175.250.000.

Selanjutnya, menurut keterangannya, pemenang lelang ini adalah perusahaan PT. CAKRA WREDHI PRATAMA dengan nilai penawaran sebesar Rp155 juta. Tapi, dalam proses lelang pengadaan ini, perusahaan yang ikut lelang hanya satu yakni hanya PT. CAKRA WREDHI PRATAMA. Jadi, sebetulnya tidak ada kompetisi lelang, yang ada malahan “ditunjuk” saja langsung lantaran tidak ada saingannya.

Sementara HPS Pekerjaan Pengadaan Jamuan Snack dan Minuman Dalam Rangka Acara Silaturahmi Presiden  Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1433H sebesar Rp452.000.000. Selanjutnya, Pemenang lelang ini adalah perusahaan, PT. Sindoro Bogatama dengan nilai penawaran sebesar Rp417 juta.

Lebih lanjut dia menjelaskan untuk HPS Sewa Pemasangan dan Pembongkaran Tenda beserta Kelengkapannya dalam rangka Acara Open House 1 Syawal 1433 H tahun 2012 di Istana Kepresidenan Jakarta sebesar Rp385.104.500. Selanjutnya, Pemenang lelang ini adalah perusahaan, CV. AGUSTINA GRAHA AGUNG  dengan nilai penawaran sebesar Rp329 juta.

Menurut Uchok realiasasi anggaran salaman-salaman Presiden SBY sebesar Rp1,5 miliar ini, terlalu mahal, mengada-ada, dan jauh dari tindakan penghematan, yang selama ini selalu dinyatakan oleh Presiden SBY sendiri. "Masa selalu ada kegiatan Presiden selalu ada duit iya?" Tanyanya.

Ditegaskan, alokasi anggaran sebesar Rp 1,5 miliar sangat mencederai perasaan orang-orang miskin. "Mencari Rp 5.000 saja susahnya bukan main. Tetapi, pemerintah SBY malahan begitu gampang menghambur-hambur uang tanpa memperdulikan perasaan orang yang tidak punya duit," kritiknya.

Selain itu menurut dia, realiasai anggaran salaman-salaman Presiden SBY sebesar Rp 1,5 miliar, kalau ditanya para pejabat atau pembantu Presiden sendiri pasti jawabannya adalah hal yang masih wajar. Hal ini memperlihatkan bahwa pejabat hanya mempunya hasrat menghambur-hambur uang negara tanpa perduli tanggungjawab itu sendiri.

"Jangankan sebesar Rp 1,5 miliar, lihat tahun 2011 saja, sesuai dengan hasil audit BPK tahun 2011, Pemerintah, dalam ini kementerian keuangan kehilangan pendapatan negara lantaran salah perhitungan Pajak penghasilan minyak dan Gas bumi, dan perhitungan bagi hasil migas sebesar Rp2,3 Triliun, mereka betul-betul tidak memperdulikannya," tegasnya.
Andri MALAU

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas