Alasan Teroris Solo Beraksi Tanggal 17 Agustus
Bayu, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Anti Teror Polri menjelaskan bahwa dirinya tahu tentang perencanaan sejumlah aksi teror
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bayu, terduga teroris yang ditangkap hidup-hidup Densus 88 Anti Teror Polri menjelaskan bahwa dirinya tahu tentang perencanaan sejumlah aksi teror di Solo sepanjang bulan Agustus 2012.
"Sementara dari pemeriksaan Bayu memang terlihat dalam proses kegiatan ini dia terlibat proses perencanaan, jadi ada upaya penentuan itu tanggal 17 (Agustus) dikaitkan bersamaan dengan hari proklamasi," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (3/9/2012).
Menurut Boy pemilihan tanggal tersebut memang direncanakan. Kemudian Bayu diminta tolong Farhan untuk menukarkan plat nomor kendaraan yang mau dipakai saat kelompok teroris tersebut beraksi. "Bayu diikutkan di dalam aksi di tiga lokasi itu. Hanya di lokasinya itu mereka berganti-ganti pasangan," ucapnya.
Berdasarkan keterangan Bayu pun, memang tergambar bahwa eksekutor teror tersebut adalah Farhan untuk melakukan penembakan dan pelemparan granat.
"Namun pasangannya memang berganti-ganti. Karena setiap melakukan aksinya itu ada yang bertindak sebagai eksekutor, ada yang melakukan pengamatan, dan membantu memback up. Kalau kita lihatkan hanya satu sepeda motor tapi kalau kita lihat lebih dari ini," ungkapnya.
Seperti diketahui dalam aksi baku tembak di Jalan Veteran, Surakarta, Jumat (31/8/2012) malam. Dalam penyergapan tersebut anggota Densus 88 Anti Teror Polri Bripda Suherman tewas terkena tembakan teroris, sementara anggota terori Farhan dan Mukhlis pun tewas diterjang peluru petugas. Satu orang komplotan teroris berinisial B kini menjalani pemeriksaan setelah ditangkap tadi malam.
Pelaku teror yang dibekuk tersebut terlibat dalam sejumlah aksi teror di Solo. Sebelumnya menjelang lebaran Solo dua kali mendapatkan teror secara berturut-turut. Peristiwa pertama, Jumat (17/8/2012) dini hari terjadi aksi tembakan membabi buta. Dua orang dengan menunggangi satu sepeda motor melakukan penembakan ke arah Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat (OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo. Akibat penembakan tersebut dua polisi mengalami luka tembak.
Kemudian pada Sabtu (18/8/2012) pukul 23.32 WIB terjadi pelemparan granat terhadap Pos Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo. Aksi teror tersebut dilakukan dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal Sudirman, Solo.
Belum juga terungkap dua kasus teror tersebut, Kamis (30/8/2012) malam sekitar pukul 21.00 WIB kembali terjadi aksi penembakan terhadap anggota kepolisian yang sedang berjaga di Pos Polisi Singosaren akibat satu anggota polisi terluka dan satu tewas akibat diterjang peluru pelaku penembakan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.