Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tambah Jam Pelajaran Bukan Solusi Cegah Tawuran

Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menambah jam pelajaran di sekolah, ditanggapi beragam oleh sejumlah guru.

zoom-in Tambah Jam Pelajaran Bukan Solusi Cegah Tawuran
Warta Kota/Adhy Kelana
Dua kelompok siswa SMA tawuran seusai ujian nasional (UN) di Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta, Rabu (18/4/2012). 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menambah jam pelajaran di sekolah, ditanggapi beragam oleh sejumlah guru.

Para guru berharap kebijakan tersebut dikaji lagi, karena belum tentu bisa mengatasi persoalan perilaku negatif pelajar.

Hartono, guru SMAN 12 Bandung, Jawa Barat mengatakan, jika tujuan penambahan jam pelajaran sekolah untuk mencegah perilaku negatif pelajar, kebijakan itu kurang tepat.

"Apa lantas dengan menambah jam pelajaran bisa memecahkan masalah?" ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Senin (24/9/2012).

Masalah di kalangan pelajar, lanjutnya, lebih disebabkan siswa tidak punya ketertarikan belajar di sekolah secara sungguh-sungguh. Maka, agar mereka mau belajar, orangtua harus mendukung mereka. Masih adanya tawuran karena siswa tidak sungguh-sungguh belajar, dan orangtua juga tidak memberikan dukungan.

Jika benar-benar ingin menerapkan kebijakan tersebut, Kemendikbud harus melihat kajian dari level bawah juga.

Dihubungi terpisah, Yanyan Herdiyan, guru SD Bandung Raya menyatakan, kebijakan tersebut harus dikaji lagi, karena umumnya siswa di Indonesia tidak bisa disamaratakan.

BERITA REKOMENDASI

Jika saat ini sudah ada sekolah yang menerapkan full day school, itu karena sudah didukung dengan sarana dan prasarana di sekolahnya. Padahal, tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung.

"Selain harus dilihat kesiapan sekolah, lihat juga kesiapan siswa. Jangan ujug-ujug diterapkan kebijakan tambahan jam belajar," tutur Yanyan.

Bila tujuannya untuk mencegah hal-hal negatif di kalangan pelajar, menurutnya lebih baik mencari solusi lain seperti memperbanyak ekstrakurikuler.

Sebab, Yanyan menilai, masih ada sekolah yang tidak mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler, akibat keterbatasan sarana serta tidak ada pembimbing.

"Jangan menambah jam pelajaran. Isi saja dengan kegiatan yang bentuknya berbeda dengan apa yang mereka terima di sekolah. Siswa sudah jenuh, apalagi kalau ditambah lagi dengan jam pelajaran," ucapnya.


Belum lama ini, Kemendikbud mengusulkan menambah jam pelajaran di sekolah. Ini dilakukan untuk menghindari banyaknya waktu luang yang lebih banyak di luar sekolah, yang bisa memicu pelajar berperilaku negatif, seperti tawuran.

Bila saat ini jam masuk sekolah siswa SD 26 jam dalam satu minggu, maka bisa jadi nantinya akan ditambah menjadi 30 jam. Begitu juga dengan jam pelajaran di tingkat SMP dan SMA. (*)

BACA JUGA

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas