Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cegah Tawuran dengan Pendidikan Karakter Sejak Dini

Dalam kasus tawuran pelajar, jangan hanya menyalahkan pihak sekolah.

zoom-in Cegah Tawuran dengan Pendidikan Karakter Sejak Dini
KOMPAS.COM/VITALIS YOGI TRISNA
Warga mengubur jenazah Deny Januar (17), korban tawuran antar-pelajar SMA Yayasan Karya 66 dengan SMK Kartika Zeni, di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (27/9/2012). Siswa kelas XI SMA Yayasan Karya 66 tewas akibat terkena sabetan celurit di bagian rusuk kiri dan pinggang. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Ir Musliar Kasim MS mengatakan, dalam kasus tawuran pelajar, jangan hanya menyalahkan pihak sekolah.

Karena, orangtua dan masyarakat juga bisa sama-sama ikut berperan mencegah terjadinya tawuran.

Untuk mencegah tawuran, ujar Musliar, Kemendikbud akan semakin menekankan pendidikan karakter terhadap anak didik.

"Apa pun yang terjadi, saya tidak ikhlas kalau sekolah saja yang disalahkan. Terlebih, anak sebenarnya lebih banyak menghabiskan waktu di luar sekolah," kata Musliar pada acara Kuliah Umum 'Tantangan Dunia Pendidikan Indonesia Respon Profesional Pendidikan dan Tenaga Kependidikan', di Gedung BPU UPI di Jalan Setiabudhi, Sabtu (29/9/2012).

Menurut Musliar, kontrol tidak saja dilakukan oleh sekolah, tapi juga orangtua. Komunikasi antara orangtua dan guru juga harus ditingkatkan, agar tahu kebiasaan anak, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

"Semua harus berperan, sekolah dan orangtua," imbuhnya.

Musliar menuturkan, pendidikan karakter harus ditanam sejak awal, agar bisa terus menjadi bekal hidup di masyarakat.

BERITA TERKAIT

Dengan karakter yang kuat, papar Musliar, diharapkan anak-anak memiliki tameng yang kuat pula, dan tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif.

Ketua Program Studi Pendidikan Psikologi FPIPS UPI Drs Siti Komariah Ms Phd menambahkan, salah satu cara untuk mencegah tawuran adalah dengan mencari tahu perilaku siswa.

Bila ada konflik di antara siswa, menurut Siti, guru harus segera mencari tahu. Bila perlu panggil orangtua untuk berdiskusi, agar konflik bisa segera diatasi. (*)

BACA JUGA

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas