Keluarga Besar Bung Hatta Gembira
Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional.
Editor: Rachmat Hidayat
Baca juga: Tribun Jakarta Digital
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Halida Nuriah Hatta, putri bungsu Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta ternyata sudah terlebih dahulu mengetahui rencana pemerintah untuk menobatkan Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai pahlawan nasional.
Dihubungi Tribunnews, Halida mengaku mendapat surat undangan dari Istana pada Senin (5/11/2012) malam kemarin.
"Saya dapat undangan langsung dari istana (Senin) malam. Dalam surat tersebut ada perihal penobatan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai pahlawan nasional. Kami sekeluarga diminta datang ke istana,," kata Halida melalui sambungan telepon, Selasa (6/11/2012).
Setiap anak Bung Hatta mendapatkan satu surat undangan ke Istana. Dalam hal ini, keluarga Hatta cukup mengapresiasi hal tersebut. Seperti diketahui, Mohammad Hatta memiliki tiga orang putri yaitu Meutia Farida Hatta, Gemala Hatta, dan Halida Nuriah Hatta.
Halida menuturkan, sebenarnya pada 1986 Soekarno dan Hatta pernah dinobatkan menjadi pahlawan proklamasi. Soeharto mengeluarkan Keppres No. 081 Tahun 1986, isinya menetapkan keduanya menjadi pahlawan dwitunggal proklamasi. Tapi dengan gelar tersebut, keduanya seolah-olah mereduksi perjalanan keduanya sebagai individu.
"Kalau Bung Hatta dan Bung Karno diberikan gelar pahlawan nasional secara terpisah, maka perjalanan dan kontribusi masing-masing individu akan terlihat," katanya.
Halida menuturkan, semua anak Bung Hatta sudah mengetahui perihal undangan dari Istana terkait gelar pahlawan nasional tersebut. Tapi, Halida belum memastikan apakah mereka akan datang bersamaan atau terpisah. "Tapi yang pasti kami akan datang semua. Rencananya saya akan datang dari Diponegoro 57," katanya.
Halida sedikit bercerita, pada saat Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai wakil presiden pada 1 Desember 1956, dia tidak pernah meminta kepada negara atas jasa-jasanya yang pernah dilakukan bersama Soekarno.
"Dia tidak pernah meminta apapun, karena memerdekakan bangsanya yang waktu itu dijajah adalah panggilan nuraninya. Dia punya hati yang besar dan rela berkorban untuk rakyatnya," kata Halida. (Sanusi)