Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menko Kesra: Pemindahan Ibu Kota Belum Mendesak

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono, menilai wacana pemindahan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Menko Kesra: Pemindahan Ibu Kota Belum Mendesak
Imanuel Nicolas Manafe/Tribunnews.com
Ilustrasi banjir Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono, menilai wacana pemindahan ibukota negara belum diperlukan terkait lumpuhnya aktivitas di Jakarta akibat banjir. Menurutnya, banjir di ibukota negara perlu diatasi dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang.

"Belum ada rencana untuk itu (memindahkan ibukota,Red)," kata Agung Laksono ditanya wartawan usai pemberian bantuan keuangan untuk Pemkab Banyumas di Lapangan Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (18/1/2013) sore.

Ia menambahkan, bisa saja yang dipindahkan adalah alamat-alamat kantor. Untuk memindahkan lokasi ibukota, menurutnya harus mengikuti ptosedur karena diatur dalam undang-undang.

"Kalau alamat kantor-kantor pusat yang digeser itu bisa. Tapi kalau memindah ibukota negara itu ada undang-undangnya," lanjutnya.

Soal kondisi Jakarta saat ini, Agung nyatakan hampir lumpuh karena banjir. Meski demikian ia menghimbau agar warga tidak panik karena pemerintah menurutnya masih mampu menangani.

"Banjir kali ini sangat luar biasa," kata Agung menyebut Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Joko Widodo sudah menetapkan status 'Darurat' hingga 27 Januari mendatang.

Ia menambahkan, pemerintah pusat sudah melakukan intervensi penanganan banjir Jakarta. Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta sudah tak mampu menangani karena skala banjir melebihi normal.

BERITA REKOMENDASI

"Pemerintah Pusat dan Pemprov melakukan langkah tanggap darurat seperti memperbaiki tanggul jebol, evakuasi penduduk dan yang penting adalah melakukan upaya ke depan atau pencegahan baik jangka pendek, menengah dan panjang," kata Agung.

Ia menjabarkan, rencana jangka pendek dan menengah antaralain pengerukan sungai-sungai dari hulu ke hilir, sosialisasi tidak membuang sampah ke sungai, membuat drainase dan waduk-waduk di hulu maupun aliran pintu masuk ke Jakarta. Sedangkan rencana jangka panjang antaralain membuat sumur dalam dan saluran pembuangan (drainase) bawah tanah.

"Bulan Desember, Januari, dan Februari curah hujan di Jabotabek cukup tinggi. Harus diingat pengalaman banjir siklus lima tahunan menjadi pelajaran untuk pencegahan," kata Agung. (Tribun Jogja/Hanan Wiyoko)

Baca juga:

Banjir Dahsyat Jakarta


Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas