Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anas Tersangka, Berimbas Buruk Bagi Calon Demokrat di Pilkada

pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menjadi senjakala partai politik.

Penulis: Rachmat Hidayat
zoom-in Anas Tersangka, Berimbas Buruk Bagi Calon Demokrat di Pilkada
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ilustrasi petugas memasang huruf A pada lambang Partai Demokrat yang terjatuh 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Penetapan status tersangka kasus korupsi pembangunan Sekolah Pelatihan Olahraga Nasional Hambalang terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dinilai pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menjadi senjakala partai politik.

Menurut pengajar komunikasi politik di UI ini, kasus Anas makin melengkapi wajah buruk politisi, pasca terkuaknya kasus impor daging sapi yang melibatkan mantan Presiden PKS Luthfi Hassan Isaq serta korupsi Al Quran Zulkarnaen Djabar dari Partai Golkar.

"Memalukan jika para petinggi parpol terbelit dengan kasus korupsi. Jika legowo dan sportif seperti mantan Menpora Andi Mallarangeng, masyarakat akan sedikit simpati," ujarnya, Jumat (22/2/2013).

"Tetapi, jika ada elit parpol selalu mengelak tuduhan korupsi bahkan menyampaikan pernyataan yang melecehkan akal sehat, masyarakat semakin antipati. Sumpah siap di gantung di Monas jika terbukti korupsi satu rupiah ini kan bentuk jumawa dari Anas. Korupsi adalah common enemy,"pungkas Ari Junaedi.

Ari memprediksikan jika media selalu mewartakan kasus-kasus korupsi yang dilakukan elit-elit parpol dengan gamblang, di Pemilu 2014 akan menjadi ajang pengadilan rakyat untuk parpol-parpol.

Tidak hanya pada Pemilu 2014. Bahkan, dalam jangka pendek image calon Demokrat dan PKS yang diusung di berbagai pilkada seperti Pilgub Jawa Barat misalnya akan terkena imbasnya.

"Saya kira Demokrat dan PKS akan dihukum masyarakat dan raihan suaranya akan jeblok di Pemilu 2014. Demikian pula di Pilgub Jabar, Aher identik dengan PKS serta Dede Yusuf lekat dengan Demokrat, suara swing voters pasti akan beralih ke Rieke-Teten," kata peraih doktor berkat penelitiannya tentang pelarian politik tragedi 1965 di mancanegara ini.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas