Alasan Demokrat Gelar Kongres Luar Biasa
Ketua DPP Demokrat Jafar Hafsah membeberkan alasan Demokrat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB)
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Ketua DPP Demokrat Jafar Hafsah membeberkan alasan Demokrat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Menurut Jafar, KLB menjadi satu-satunya pilihan cara yang mesti ditempuh Partai Demokrat untuk menggantikan Ketua Umum.
"Hanya mekanismelah ini yang di atur dalam AD/ART PD. Agenda ini menjadi sangat mendesak untuk disegerakan," kata Jafar melalui keterangan pers, Kamis (14/3/2013).
Jafar menjelaskan pertimbangan KLB antara lain adanya kekosongan Ketua Umum. Kemudian situasi krisis yang dihadapi Partai Demokrat yaitu merosotnya elektabilitas partai. Lalu tenggang waktu pengusulan Daftar Calon Sementara untuk usulan Calon Anggota Legislatif DPR-RI semakin mendesak.
"Undang-undang Pemilu No. 8 tahun 2012 secara eksplisit menyatakan usulan DCS ditanda tangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal partai peserta pemilu atau sebutan lain yang setara dengan jabatan tersebut," ungkapnya.
Pertimbangan lainnya, kebutuhan akan Ketua Umum definitif agar ada kepastian dalam partai serta dapat berjalan efektifnya agenda-agenda pembenahan partai. Kemudian sebagai momentum konsolidasi untuk penguatan soliditas internal.
"Penegasan komitmen partai untuk mengawal dan memastikan keberhasilan pemerintahan SBY dalam melaksanakan program-program pro rakyat sekaligus sebagai komitmen partai untuk mengutamakan kepentingan rakyat," tuturnya.
KLB, kata Jafar sekaligus sebagai momentum peneguhan semangat untuk merevitalisasi kembali doktrin partai tri pakca gatra praja serta etika politik Partai Demokrat yang bersih, cerdas dan santun.
"Sejatinya ini akan membawa kembali Partai Demokrat ke khitah sebagai partai yang demokratis, modern dan bermartabat sesuai cita-cita penggagas dan pendiri Partai Demokrat Bapak Susilo Bambang Yudhoyono," imbuh Jafar.
Untuk itu, Jafar mengatakan konsolidasi pra dan saat KLB adalah merupakan proses untuk menemukan atau merepresentasikan figur calon ketua umum yang mampu mengimplementasikan kepemimpinan handal dan manajemen krisis.
"Pemilu legislatif telah di depan mata oleh karena itu KLB menjadi keniscayaan untuk mendapatkan Ketua Umum yang mampu membawa partai demokrat kembali mendapatkan tempat terbaik di hati rakyat," tuturnya.
Roda organisasi Demokrat, kata Jafar, akan berjalan efektif jika ketua umum terpilih nanti mendedikasikan diri sepenuhnya untuk pembenahan Partai Demokrat. "Artinya segera meninggalkan tanggung jawab yang lain baik di eksekutif, legislatif maupun di yudikatif jika telah diamanahkan sebagai Ketum," imbuhnya.
Jafar juga mengatakan akan lebih baik jika saat KLB nanti telah ada figur yang dapat diterima secara aklamasi. "Minimalis cost sosial dan politik, maksimalis manfaat sosial politik," katanya.
Ketua umum terpilih, lanjut Jafar, sejatinya adalah figur yang mampu mengayomi semua kompenen kader serta figur pemersatu yang dapat menjadi rekonsiliator partai.
"Membangun solidaritas dan soliditas kader serta membangun komunikasi yang baik dan harmonis dengan Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, Majelis Tinggi Partai, seluruh komponen partai disemua tingkatan, dengan pemerintah, partai politik lain dan terutama dengan masyarakat," ungkapnya.
Kemudian, ketua umum harus memahami dan mengetahui persis persoalan-persoalan di dalam Partai Demokrat. Lalu memiliki road map yang jelas, terukur, terarah dan komprehensif untuk pembenahan dan peningkatkan capaian Partai Demokrat.
Ketua umum juga berkomitmen kuat untuk selalu turun ke bawah (turba) dalam rangka mengefektifkan mesin politik partai.
"Membuat dan menandatangani pakta integritas sebagai ketua umum untuk bertanggung jawab dan memastikan berjalannya agenda recovery, rehabilitasi, rekonstruksi dan kebangkitan kembali Partai Demokrat secara, cerdas, cermat, terukur dan tepat waktu," pungkasnya.