Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cover Story Tribun Jakarta: Kubu Anas Melawan Aklamasi

Wacana aklamasi dihembuskan orang-orang dekat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Majelis Tinggi Demokrat

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Cover Story Tribun Jakarta: Kubu Anas Melawan Aklamasi
TRIBUN/DANY PERMANA
Sekjen Partai Demokrat Eddy Baskoro Yudhoyono (kiri) bersama Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie (dua kiri), mempersilahkan Ketua Umum Anas Urbaningrum (tiga kiri) berdiri di sebelah Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (dua kanan) disaksikan pengurus DPP Max Sopacua (kanan) sebelum memberikan keterangan pada wartawan dalam konferensi pers Rapat Pimpinan Nasional PD, di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (17/2/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum akan melakukan "perlawanan" dalam ajang Kongres Luar Biasa yang dijadwalkan akhir bulan ini di Bali.

Beberapa politisi yang dianggap mewakili Anas terus bermanuver dengan kesediaan menjadi calon ketua umum. Kubu Anas juga menyiratkan berupaya menggagalkan calon tunggal atau pemilihan dengan aklamasi.

Wacana aklamasi banyak dihembuskan orang-orang dekat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Majelis Tinggi Demokrat. Anggota Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik mengatakan, sebagai pemilih suara, seluruh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sepakat mendukung keputusan Majelis Tinggi mengenai calon ketum selanjutnya. Para Ketua DPD, kata Menteri ESDM itu, juga akan mengkondisikan pemilik suara lainnya, yakni Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di wilayah masing-masing untuk bersikap sama.

"Percayalah, semua DPD, DPC akan tunduk kepada Majelis Tinggi, akan dukung apa yang diarahkan Majelis Tinggi sesuai dengan program penyelamatan partai," kata Jero di Kantor Presiden di Jakarta, Kamis (14/3/2013).

Sehari sebelumnya, Amir Syamsuddin yang juga Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat menyatakan hal senada saatditemui di Gedung DPR, Jakarta. "Ya kalau sepakat memang kenapa. Kan demokrasi juga. Itu kan kalau aklamasi yang penting menyepakati," kata Amir.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengatakan polemik soal syarat calon ketua umum Partai Demokrat sebaiknya diakhiri. Sebab pada saat kongres SBY akan menyodorkan satu atau dua nama kepada peserta yang akan bersaing sebagai calon ketua umum. "Kalau ada berwacana mencalonkan diri yah itu boleh. Silakan, ini kan demokrasi," kata dia.

Namun, kata dia pada akhirnya siapa calon ketua umum Demokrat sudah di tangan SBY. "Nanti Pak SBY sodorkan 1 atau 2 nama dan ditawarkan ke floor (peserta KLB)," kata Mubarok.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Mantan Ketua DPC Demokrat Cilacap, Tri Dianto yang juga orang dekat Anas Urbaningrum, mengaku siap bersaing sebagai calon ketua umum menggantikan Anas. Dia berjanji akan fokus membenahi partai bila terpilih sebagai ketua umum, salah satunya adalah merevisi AD/ART agar pengurus PD tidak melakukan rangkap jabatan.

“Ada tidaknya larangan merangkap jabatan bagi ketum, dewan pembina, majelis tinggi atau pengurus partai, akan kita lihat nanti. Bisa saja AD/ART-nya kita ubah. Atau mungkin cukup lewat aturan yang dikeluarkan oleh DPP,” ujar Tri Dianto usai menemui Anas Urbaningrum di Duren Sawit, Jakarta, kemarin.

Dia mengaku telah memenuhi semua kriteria sebagai ketum, seperti sudah delapan tahun menjadi kader dan tidak merangkap jabatan. Dia juga mengaku selama ini merupakan kader yang bersih, santun dan jujur.

“Kalau soal kecerdasan, saya memang tidak cerdas. Yang jelas, kalau saya terpilih, saya tidak akan mencalonkan diri sebagai calon presiden. Sebab, saya ingin fokus membenahi partai,” tegasnya.

Tri juga mengatakan bahwa dirinya sudah mendapatkan restu dari bekas Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum. Oleh karena itu, dia berencana untuk mendeklarasikan niatnya untuk maju pada Senin pekan depan.

“Saya sudah mendapat restu dari Mas Anas. Beliau memberikan dukungannya dan meminta agar saya maju terus,” imbuhnya.

Adapun Wakil Sekjen DPP PD, Saan Mustopa yang juga dianggap sebagai kubu Anas, menegaskan kesiapannya untuk bertarung dalam pemilihan ketua umum di KLB. Hal ini ditunjukkan dengan mengintensifkan komunikasi dengan kader-kader internal partai.

“Saya akan komunikasi dengan semua pihak, termasuk SBY. Sampai saat ini saya mempertimbangkan untuk maju sebagai calon Ketua Umum, tapi saya belum menyatakan maju. SBY sendiri tidak melarang siapapun untuk maju,” tuturnya.

Saat ini, lanjut Saan, komunikasi secara intens juga dilakukan dengan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) untuk mendapat dukungan suara. Selain itu, dia juga menjadwalkan pertemuan dengan kader-kader Demokrat untuk mendiskusikan keinginannya maju sebagai calon Ketua Umum Demokrat. Menjelang pelaksanaan KLB pada 30-31 Maret 2013 di Bali, bursa calon Ketua Umum Partai Demokrat kian panas dengan munculnya sejumlah nama yang digadang menjadi pengganti Anas Urbaningrum. Dari kalangan internal nama yang disebut-sebut yakni Hadi Utomo (mantan Ketua Umum Partai Demokrat), Marzuki Alie (Wakil Ketua Dewan Pembina), Edhie Baskoro Yudhoyono (Sekjen), dan Ny Ani Yudhoyono. Sementara, dari kalangan eksternal yakni Djoko Suyanto (Menkopolhukam), Jenderal TNI Pramono Edhie (Kasad), dan Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan).

Menjelang KLB, sejumlah politisi Demokrat mendukung mekanisme pemilihan secara aklamasi. Dengan mekanisme ini, SBY akan menyaring semua calon dan kemudian dikeluarkan ke peserta kongres untuk dipilih. Kompas.com/Tribunnews

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas