Kisah Thorik Tergabung dalam Kelompok Teror
Mohamad Thoriq, pria berusia 33 tahun itu sempat menjadi buah nasional setelah rumahnya mengepul asap
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Yulis Sulistyawan
Setelah dibaiat, Thoriq bergabung dengan Arif Hidayat, Arif Hidayat setiap hari setelah melaksanakan shalat maghrib selalu datang ke rumah Thoriq untuk memberikan tausiah tentang tauhid dengan cara ditulis di kertas. Diantara tulisan tersebut mengatakan bahwa jihad adalah memerangi orang-orang yang tidak tunduk pada syariat Islam contohnya polisi.
Setelah itu, Arif Hidayat mengajak Thoriq untuk merekrut orang yang akan dijadikan anggota dengan cara menemui orang-orang yang sedang nongkrong dan kemudian memberitahukan kepada orang tersebut tentang agama islam, serta mengajak bergabung dengan dirinya dan Arif Hidayat untuk berjihad.
Beberapa waktu kemudian Thoriq mengetahui bahwa Harokah Dakwah Islamiyah yang merupakan pecahan dari NII Jakarta tersebut tidak Lillahi Ta'ala dan hanya mencari atau mengumpulkan uang saja, maka kelompok tersebut bubar dan selanjutnya Thoriq pun jarang bertemu dengan Arif Hidayat.
Sesekali bila bertemu Arif Hidayat Thoriq selalu meminta kepada Arif untuk dikenalkan dengan orang yang sepaham dengannya yaitu berjihad dengan cara terlebih dahulu bisa membuat atau merangkai bom untuk amalyah jihad.
Setelah itu, April 2012 sekitar pukul 20.00 WIB di rumahnya, Thoriq kedatangan Arif Hidayat dan Achmad Sofian. Saat itu Arif Hidayat juga mengatakan kepada Thoriq bahwa Thoriq akan ikut 'Idad Jihad' terlebih dahulu. "Terdakwa M Thoriq harus belajar membuat bom, maka atas ucapan dari Arif Hidayat tersebut terdakwa M Thoriq menyetujuinya dan kemudian terdakwa M Thoriq ikut bergabung ke dalam kelompok Achmad Sofian," ungkapnya.
Setelah itu, Thoriq pun mempelajari pembuatan bom dan akhirnya merencanakan untuk melakukan pengeboman terhadap Mako Brimob Kwitang, Polres Jakarta Pusat, dan Komunitas sebuah agama.