Anyaman Dayak Kalimantan Belum Terdokumentasikan dalam Buku
ektor kreatif, khususnya anyaman yang dibuat masyarakat pedalaman Kalimantan masih belum mendapatkan perhatian.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor kreatif, khususnya anyaman yang dibuat masyarakat pedalaman Kalimantan masih belum mendapatkan perhatian. Kondisi itu diperparah dengan belum banyaknya dokumentasi tentang seni anyam itu.
Dilatarbelakangi kondisi itu, Yayasan Lontar menerbitkan buku unik berjudul Plainted Arts the Borneo Rainforest yang diperoleh dari hasil riset selama 20 tahun. Buku ini dengan lebih 500 halaman dan 1200 foto diklaim paling lengkap.
"Kebudayaan jadi ciri khas bangsa. Kalau tidak dilestarikan dan didokumentasi ya bisa diklaim negara lain. Makanya Lontar menerbitkan buku meskipun sebenarnya idealnya seluruh Indonesia harus mempunyai buku semacam ini," tutur John H McGlynn dari Yayasan Lontar di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (22/3/2013).
Dikatakannya buku ini menerangkan bagaimana cara orang Kalimantan menggunakan benda anyaman baik penggunaan sehari-hari ataupun saat upacara. "Dalam buku ini juga menampilkan motif desain dan ikon yang terdapat dalam anyaman," katanya.
Buku yang akan diluncurkan bersamaan dengan pagelaran seni budaya bertema Seni Anyam : Adi Kriya Kalimantan yang akan diselenggarakan di BBJ mulai 27 Maret hingga 7 April 2013 mendatang itu, juga menunjukkan bahwa kebudayaan juga menjadi motor ekonomi.
"Kaum perempuan yang membuat anyaman mempunyai kemampuan finansial mandiri," kata John. Buku ini sempat diluncurkan tidak resmi di Kucing Malaysia dan Paris.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.