Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jangan Pesimis, Peluang Kemunculan Tokoh Baru di Pemilu 2014 Masih Ada

Namun, publik jangan terlalu cepat pesimis akan hal tersebut

zoom-in Jangan Pesimis, Peluang Kemunculan Tokoh Baru di Pemilu 2014 Masih Ada
arsipberita.com
Jeffrie Geovanie 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak orang pesimis tahun 2014 akan jadi pertarungan pemilihan presiden dari wajah-wajah lama, kepesimisan itu wajar saja mengingat kekuasaan atas partai-partai di tangan tokoh-tokoh wajah lama. Namun, publik jangan terlalu cepat pesimis akan hal tersebut.

Diprediksi selalu saja akan ada kejutan di momen-momen penting dalam sejarah dunia.

"Tahun 2014 pun akan menunjukkan kejutan itu pada kita, pasti ada tokoh wajah baru yang muncul ke permukaan. Tentu tokoh itu tidak datang tiba-tiba, tokoh itu bisa saja sudah dipersiapkan, baik by design mau pun secara alamiah,"kata Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie dalam pernyataannya, Senin(25/3/2013).

Menurut Jeffrie menyebut nama Dahlan Iskan, Gita Wiryawan, Hary Tanoesoedibjo, Jokowi, Mahfud MD, tentu kehadiran mereka saat ini walau pun belum terlalu diperhitungkan, namun suka tidak suka, nama-nama mereka telah muncul ke permukaan.

"Bahwa nama-nama mereka belum terlalu punya identifikasi langsung dengan parpol adalah hal lain, namun toh kita juga tahu bahwa seorang Gita Wiryawan misalnya punya kedekatan dengan SBY atau Partai Demokrat, seorang Hary Tanoesoedibjo dekat dengan Wiranto atau Hanura, seorang Jokowi sangat dekat dengan Megawati atau PDIP, maknanya dengan kedekatan itu, salah satu dari mereka akan sangat besar peluangnya untuk tiba-tiba dimajukan sebagai capres 2014," katanya.

Jeffrie menjelaskan di banyak negara bahkan peradaban, pun pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar institusi-institusi politik belum siap dan ikhlas untuk melepas status-quo, apalagi untuk menyerahkan estafet kepemimpinan politik kepada anak-anak muda.

Jika pun beralih ke sosok muda lanjut Jeffrie akan tetapi tetap saja ada hubungan kekuasaan yang jelas tujuannya untuk mempertahankan dinasti politik.

Berita Rekomendasi

"Apa keliru sistem patrimonial semacam ini berjalan lintas jaman dan generasi? sepanjang proses dilakukan dengan demokratis berdasarkan aspirasi masyarakat untuk hadirnya pemimpin harapan mereka, hal tersebut sah-sah saja," ujarnya.

Sementara itu,Peneliti Maarif Institute for Culture and Humanity Endang Tirtana mengatakan potret Indonesia saat ini adalah masih kentalnya budaya patrimonial, terlihat dari tokoh-tokoh sentral Parpol adalah wajah-wajah lama.
"Sangat penting mendorong kepemimpinan yang segar, dan bisa jadi segar ini identik dengan segar pemikiran dan muda. Sejarah selalu menuntut perubahan dan menginginkan kepemimpinan baru yang muda yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik," ujar Endang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas