Wiwin Suwandi Masih Punya Barang di Rumah Abraham Samad
Komite Etik KPK menyerahkan sepenuhnya mengenai rekomendasi sanksi dan kelanjutan nasib Wiwin Suwandi kepada
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Komite Etik KPK menyerahkan sepenuhnya mengenai rekomendasi sanksi dan kelanjutan nasib Wiwin Suwandi kepada majelis Dewan Pertimbangan Pegawai (DPP) KPK.
Dan pada 28 Maret 2013, DPP KPK sudah mengeluarkan rekomendasi tentang pemberhentian Wiwin Suwandi dari KPK. Dia diberhentikan dari pegawai KPK secara tidak hormat karena terbukti membocorkan draf Sprindik atas nama tersangka Anas Urbaningrum ke media massa.
"Rekomendasi DPP dipecat dengan tidak hormat dan itu sudah disampaikan ke pimpinan KPK. Dan pimpinan KPK setuju," kata juru bicara KPK, Johan Budi, Sabtu (6/4/2013).
Meski belum mengantongi surat pemberhentian, Wiwin mengaku sudah tidak berkantor di KPK setelah diperiksa pihak Komite Etik KPK. "Saya enggak tahu kapan diberhentikan, itu urusan mereka, urusan KPK. Tapi, suratnya saya belum dikasih," ujar Wiwin.
Dia tak lagi masuk kerja ke KPK karena sudah menduga dirinya akan diberhentikan. "Yah, saya tahu pasti saya dikeluarkan," ujarnya.
Bahkan, sejak menghadap dan mengakui perbuatannya kepada Abraham Samad, Wiwin sudah tidak lagi tinggal di rumah bosnya itu.
Dan saat ini, Wiwin mengaku menumpang tempat tinggal di rumah rekannya asal Makassar yang berada di Jakarta.
"Untuk sementara saya tidak di sana dulu, karena saya tidak ingin membebani mereka (keluarga Abraham Samad). Sebagian barang saya masih ada di sana. Yang jelas, saya sudah minta izin ke beliau. Saya bilang ke beliau, Pak untuk sementara tidak ke rumah dulu, demi keamanan. Karena ku dengar banyak wartawan juga ke sana. Pak Abraham bilang OK saja," kata Wiwin.
Ia mengaku tetap beraktivitas santai setelah diperiksa Komite Etik KPK, termasuk menemui rekan-rekannya yang tinggal di Jakarta.
Hanya saja, Wiwin menyadari tindakan pembocoran Sprindik ini membuat orangtuanya di kampung halaman menjadi khawatir akan dirinya.
"Saya lebih banyak komunikasi dengan orangtuanya di Buton. Yah saya mohon doanya saja, mohon dukungan. Orangtua saya enggak syok, orangtua saya cukup tegar. Sebab, dia sudah mengikhlaskan anaknya di sini dan mendoakan. Yah, ini lah jalan hidup saya. Yang saya butuhkan hanya doanya," ujarnya.